Lou Bentian: Rumah Adat Panjang Suku Dayak Bentian di Kutai Barat
Lou Bentian, rumah adat suku Dayak Bentian di Kutai Barat, adalah lambang kebersamaan dan kekuatan budaya. - Foto:Instagram@lou_bentian--
MEDIALAMOUNG.CO.ID - Di pedalaman Kalimantan Timur, tepatnya di Kecamatan Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat, berdiri megah sebuah rumah adat yang dikenal dengan nama Lou Bentian.
Rumah ini merupakan simbol kebanggaan masyarakat Suku Dayak Bentian, salah satu subetnis Dayak yang masih memegang erat tradisi leluhur.
Lou Bentian bukan sekadar bangunan, melainkan pusat kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat Bentian.
Rumah ini menjadi saksi hidup bagaimana kearifan lokal Dayak tetap dijaga di tengah perubahan zaman.
BACA JUGA:Panduan Lengkap Pendaftaran KUR BRI 2025 untuk UMKM Pemula, Solusi Pinjaman Modal Cicilan Ringan
Asal Usul dan Makna Lou Bentian
Kata “Lou” dalam bahasa Bentian berarti rumah panjang. Istilah ini merujuk pada bentuk arsitektur tradisional Dayak yang memanjang, dihuni oleh banyak keluarga dalam satu bangunan besar. Rumah panjang ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan, mencerminkan semangat gotong royong masyarakat Bentian yang hidup berdampingan dalam satu komunitas.
Lou Bentian dibangun bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai ruang berkumpul untuk bermusyawarah, menggelar upacara adat, dan menjalankan kegiatan sosial masyarakat. Dahulu, setiap kampung Dayak Bentian memiliki rumah panjang masing-masing. Namun, seiring perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi, banyak rumah adat tradisional yang mulai ditinggalkan.
Untuk melestarikan warisan budaya tersebut, masyarakat bersama pemerintah daerah dan beberapa pihak swasta berinisiatif membangun kembali Lou Bentian sebagai lambang identitas suku dan pusat kegiatan budaya.
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Tambah Armada dan Modernisasi Sistem Pengelolaan Sampah
Sejarah Pembangunan Kembali
Pembangunan kembali Lou Bentian dimulai sekitar tahun 2012 di Kecamatan Bentian Besar. Proyek ini merupakan wujud dari semangat masyarakat Bentian dalam melestarikan budaya nenek moyang.
Pembangunan dilakukan secara bergotong-royong dengan bantuan dana dari pemerintah daerah serta dukungan perusahaan tambang di sekitar wilayah tersebut melalui program tanggung jawab sosial (CSR). Setelah beberapa tahun pembangunan, Lou Bentian akhirnya diresmikan dan menjadi salah satu ikon budaya Kutai Barat yang kini banyak dikunjungi wisatawan.
Rumah adat ini dibangun di kawasan yang mudah dijangkau dari jalan Trans Kalimantan, sehingga memudahkan masyarakat luar untuk datang mengenal budaya Dayak Bentian lebih dekat. Keberadaan Lou Bentian kini tidak hanya berfungsi sebagai pusat adat, tetapi juga sebagai tempat promosi wisata budaya yang mengangkat nilai-nilai lokal masyarakat Bentian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





