Fenomena Bintang Jatuh: Antara Keajaiban dan Sains

Fenomena Bintang Jatuh: Antara Keajaiban dan Sains

Fenomena bintang jatuh bukan sekadar harapan, tapi bukti keajaiban alam semesta--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Fenomena bintang jatuh selalu menjadi pemandangan langit yang memukau dan penuh misteri. Banyak yang menganggapnya sebagai tanda keberuntungan atau kesempatan untuk membuat permohonan.

Namun, di balik keindahan cahaya yang melintas cepat di angkasa, terdapat kisah ilmiah yang luar biasa menarik untuk dipahami.

Meski disebut “bintang jatuh”, kenyataannya fenomena ini tidak melibatkan bintang sama sekali. Bintang sejati seperti Matahari memiliki ukuran dan massa luar biasa besar, sehingga tidak mungkin jatuh ke Bumi.

Sebenarnya, yang kita lihat adalah meteoroid—batuan kecil dari luar angkasa—yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi hingga terbakar karena gesekan udara.

BACA JUGA:Mengungkap Sisi Gelap AI: Risiko dan Tantangan Masa Kini

Cahaya terang yang terlihat di langit malam itu disebut meteor, atau lebih populer dengan sebutan bintang jatuh.

Tidak semua meteoroid habis terbakar di atmosfer. Beberapa benda berukuran cukup besar berhasil bertahan dan mencapai permukaan Bumi. Ketika hal itu terjadi, batuan tersebut disebut Meteorit. 

Meteorit sering menjadi bahan penelitian ilmiah karena mengandung jejak kimia dan mineral yang sama dengan material pembentuk tata surya.

Dengan menelitinya, ilmuwan bisa mengetahui bagaimana planet dan benda langit terbentuk miliaran tahun lalu.

BACA JUGA:Mengenal Lubang Hitam: Misteri Raksasa di Alam Semesta

Jika bintang jatuh tunggal saja sudah memukau, maka hujan meteor menawarkan keindahan langit yang lebih megah.

Fenomena ini terjadi ketika Bumi melewati sisa-sisa debu dan batu dari lintasan komet. Saat partikel-partikel itu masuk ke atmosfer, mereka terbakar serentak dan menciptakan hujan cahaya di langit malam.

Beberapa hujan meteor yang terkenal antara lain Perseids pada bulan Agustus dan Geminids di bulan Desember.

Dalam puncaknya, pengamat bisa menyaksikan puluhan hingga ratusan meteor per jam, bahkan tanpa teleskop sekalipun.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: