Malioboro, Ikon Abadi Yogyakarta yang Menyatukan Sejarah
Kawasan Malioboro - Foto instagram @jogjaimages --
Nama Malioboro diperkirakan berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “karangan bunga.”
Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini berkembang menjadi pusat aktivitas pemerintahan sekaligus perdagangan, menjadikannya salah satu jalur utama yang menentukan denyut kehidupan kota.
Selain fungsi ekonominya, Malioboro juga memiliki dimensi filosofis yang mendalam.
BACA JUGA:Curug Cilember, Tujuh Air Terjun yang Menawan di Puncak Bogor
Jalan ini merupakan bagian dari “Sumbu Filosofis” Yogyakarta, yang menghubungkan Laut Selatan, Keraton, dan Gunung Merapi. Sumbu ini melambangkan keseimbangan kosmos dan harmoni antara manusia dengan alam.
Tak heran, sejak masa lalu Malioboro sering digunakan sebagai jalur prosesi kerajaan yang sarat makna simbolis.
Kini, Malioboro dikenal dengan deretan toko dan kios yang menjajakan batik, kerajinan tangan, pernak-pernik tradisional, hingga berbagai oleh-oleh khas.
Selain itu, pusat perbelanjaan modern seperti Malioboro Mall dan Ramai Mall turut melengkapi pilihan belanja wisatawan yang ingin merasakan atmosfer lebih kontemporer tanpa kehilangan sentuhan lokal.
BACA JUGA:Situ Patenggang, Pesona Romantis di Dataran Tinggi Ciwidey Jawa Barat
Destinasi Ikonik di Sekitar Malioboro
Kunjungan ke Malioboro tak akan lengkap tanpa menyusuri Pasar Beringharjo, pasar tradisional tertua di Yogyakarta.
Pasar ini terkenal sebagai pusat batik dengan harga yang relatif terjangkau, sekaligus surga kuliner tradisional.
Gudeg, pecel, jenang, hingga jajanan pasar bisa dengan mudah ditemukan di sini. Selain itu, berbagai barang antik, rempah, dan ramuan obat tradisional Jawa turut menambah daya tarik pasar ini.
BACA JUGA:Goa Gong Pacitan, Permata Tanah Seribu Goa di Jawa Timur
Di sisi lain, Malioboro juga terhubung langsung dengan Keraton Yogyakarta. Kompleks istana resmi Sultan Hamengkubuwono ini menyimpan koleksi benda bersejarah, mulai dari pakaian adat hingga senjata tradisional.
Arsitektur khas Jawa yang megah menambah nuansa sakral, membuat wisatawan dapat lebih memahami perjalanan sejarah Kerajaan Mataram yang masih berpengaruh hingga kini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




