Malioboro, Ikon Abadi Yogyakarta yang Menyatukan Sejarah
Kawasan Malioboro - Foto instagram @jogjaimages --
Tak jauh dari sana, terdapat Titik Nol Kilometer Yogyakarta yang menjadi pusat keramaian sekaligus landmark kota. Kawasan ini dikelilingi bangunan bersejarah peninggalan Belanda, seperti Gedung Bank Indonesia, Kantor Pos Besar, dan Benteng Vredeburg.
Pada malam hari, tempat ini dipenuhi seniman jalanan, pameran seni, serta aktivitas nongkrong warga lokal maupun wisatawan.
BACA JUGA:Pesona Air Terjun Putri Nglirip dan Legenda Mistis di Tuban Jawa Timur
Ragam Kuliner Khas Malioboro
Kuliner adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman berkunjung ke Malioboro. Salah satu yang paling legendaris tentu saja gudeg, olahan nangka muda bercita rasa manis gurih.
Gudeg Mbarek Bu Hj. Ahmad menjadi salah satu pilihan populer untuk menikmati sajian khas ini dengan tambahan lauk ayam, telur, serta sambal krecek.
Selain gudeg, Malioboro juga dikenal dengan tradisi angkringan. Angkringan Lik Man adalah yang paling terkenal, terutama dengan sajian kopi jos—kopi panas yang diberi tambahan arang membara sehingga menghasilkan cita rasa unik.
BACA JUGA:Pulau Sempu, Surga Tersembunyi di Selatan Malang Jawa Timur
Menu sederhana seperti nasi kucing, sate usus, dan gorengan turut melengkapi suasana santai khas angkringan.
Bagi wisatawan yang ingin membawa pulang oleh-oleh, Bakpia Pathok adalah pilihan utama. Kudapan manis berisi kacang hijau, cokelat, atau keju ini telah menjadi ikon Yogyakarta yang melegenda dan mudah ditemukan di sekitar Malioboro.
Agar pengalaman berkunjung lebih nyaman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pilih waktu kunjungan di hari kerja untuk menghindari keramaian akhir pekan.
Pagi dan sore hari juga lebih ideal karena udara relatif sejuk. Kedua, siapkan uang tunai dalam pecahan kecil, sebab banyak kios masih menggunakan transaksi tunai dan tawar-menawar adalah hal lumrah di pasar tradisional.
BACA JUGA:Karimunjawa: Permata Laut Jawa Tengah dengan Pesona Alam dan Budaya
Ketiga, gunakan pakaian serta alas kaki yang nyaman karena sebagian besar waktu akan dihabiskan dengan berjalan kaki.
Keindahan Malioboro tak hanya terpancar di siang hari. Saat malam tiba, kawasan ini semakin semarak dengan pertunjukan seni jalanan, musik, hingga teater rakyat.
Deretan angkringan dan warung makan semakin ramai, menciptakan atmosfer hangat yang membuat pengunjung betah berlama-lama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





