Patung 4 Marga Tulang Bawang Barat: Simbol Persatuan dalam Keberagaman
Patung 4 Marga Tulang Bawang Barat bukan sekadar bangunan monumental, melainkan simbol kuat persatuan, sejarah, dan keberagaman masyarakatnya. Foto:Instagram@adrian_r2727--
BACA JUGA:Basarnas Turun Tangan Cari Bocah Hilang di Pantai Kota Karang
Proses Pembangunan yang Penuh Makna
Gagasan pembangunan monumen ini muncul pada masa kepemimpinan Umar Ahmad sebagai Bupati Tulang Bawang Barat. Sejak awal, Patung 4 Marga dirancang bukan hanya sebagai karya seni, melainkan sebagai simbol identitas daerah yang merefleksikan sejarah dan nilai persatuan.
Perencanaan dimulai sekitar tahun 2016 melalui berbagai tahapan kajian, diskusi, dan pertimbangan budaya. Pembangunan fisik monumen kemudian dimulai pada tahun 2019 dan rampung pada 2021. Proses yang cukup panjang ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam memastikan pesan budaya yang ingin disampaikan benar-benar tergambar dalam wujud monumen.
Secara fisik, Patung 4 Marga memiliki ukuran yang mengesankan dengan tinggi sekitar 15 meter dan panjang kurang lebih 40 meter, menjadikannya salah satu monumen terbesar dan paling mencolok di Tulang Bawang Barat.
BACA JUGA:Bocah 7 Tahun Hilang Terseret Ombak di Pantai Kota Karang
Representasi Keberagaman Suku Bangsa
Keunikan Patung 4 Marga tidak hanya terletak pada simbol adat Lampung, tetapi juga pada representasi keberagaman suku bangsa yang hidup berdampingan di Tulang Bawang Barat. Monumen ini menampilkan empat figur manusia yang terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan.
Setiap figur melambangkan suku bangsa yang turut berkontribusi dalam pembangunan daerah. Suku Jawa digambarkan dengan karakter kelembutan, kesopanan, dan keanggunan. Suku Lampung direpresentasikan melalui simbol keberanian, ketegasan, serta kedekatan dengan adat dan alam. Suku Sunda menampilkan nilai keindahan seni, keselarasan, dan kearifan lokal.
Sementara itu, unsur Tionghoa melambangkan semangat kerja keras, ketekunan, serta kontribusi besar dalam bidang ekonomi dan sosial. Perpaduan keempat figur ini menyampaikan pesan kuat bahwa Tulang Bawang Barat dibangun atas dasar kebersamaan lintas budaya.
BACA JUGA:Link DANA Kaget Terbaru 21 Desember 2025: Strategi Menang War Saldo Gratis
Fungsi Sosial dan Budaya Monumen
Selain menjadi ikon visual daerah, Patung 4 Marga juga memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting. Monumen ini kerap dijadikan titik temu masyarakat, lokasi kegiatan budaya, serta sarana edukasi bagi generasi muda untuk mengenal sejarah dan nilai adat daerahnya.
Bagi pengunjung dari luar daerah, Patung 4 Marga menjadi pintu masuk untuk memahami karakter masyarakat Tulang Bawang Barat yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman. Monumen ini juga memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata budaya yang mampu mendukung perekonomian lokal.
Patung 4 Marga Tulang Bawang Barat bukan sekadar bangunan monumental, melainkan simbol kuat persatuan, sejarah, dan keberagaman. Melalui representasi empat marga adat dan berbagai suku bangsa, monumen ini menegaskan bahwa perbedaan adalah kekuatan. Nilai kebersamaan dan saling menghormati inilah yang menjadi fondasi Tulang Bawang Barat dan terus diwariskan kepada generasi mendatang. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




