Tenun Corak Insang, Warisan Budaya Melayu Pontianak yang Menawan

Pada acara resmi kesultanan, penyambutan tamu kehormatan, atau upacara keagamaan, kain corak insang kerap dijadikan pilihan busana adat.

3. Simbol identitas budaya

Dalam festival budaya, pameran kerajinan, atau kegiatan pariwisata, kain ini selalu ditampilkan sebagai ikon khas Pontianak. Bahkan, corak insang kini menjadi salah satu ciri visual yang memperkuat identitas Melayu Kalimantan Barat.

BACA JUGA:Mubeng Beteng Yogyakarta, Tradisi Satu Suro Penuh Makna

4. Penggunaan modern

Saat ini kain corak insang tidak hanya dipakai untuk busana adat, tetapi juga dikembangkan menjadi baju modern, tas, selendang, hingga aksesoris. 

Dengan begitu, kain tradisional ini tetap relevan dengan perkembangan zaman.

BACA JUGA:Keraton Surakarta Hadiningrat: Pusat Sejarah dan Budaya Jawa di Kota Solo

Upaya Pelestarian

Meski memiliki nilai budaya tinggi, tenun corak insang menghadapi tantangan di era modern. 

Minat generasi muda terhadap kain tradisional mulai berkurang, sementara proses penenunan membutuhkan waktu lama dan keterampilan khusus. 

Karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan kain ini.

Pemerintah daerah bersama komunitas budaya di Pontianak gencar mempromosikan tenun corak insang melalui festival, pameran, serta pelatihan menenun bagi generasi muda. 

BACA JUGA:Pakaian Adat Riau: Identitas Melayu yang Menjaga Kesantunan

Selain itu, para desainer lokal juga ikut mengembangkan motif corak insang ke dalam busana modern yang lebih praktis, sehingga menarik minat masyarakat luas.

Kehadiran produk-produk turunan seperti syal, dompet, dan batik printing bercorak insang juga menjadi strategi untuk memperkenalkan motif ini ke pasar yang lebih luas. 

Dengan demikian, tenun corak insang tidak hanya bertahan sebagai pakaian adat, tetapi juga berkembang menjadi bagian dari industri kreatif.

Tenun corak insang adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Melayu Pontianak. 

Sumber: