Tradisi Omed-omedan di Bali: Warisan Budaya Unik dan Pemersatu Pemuda
Omed-omedan adalah contoh nyata bagaimana tradisi dapat bertahan dan berkembang tanpa kehilangan makna aslinya. Foto:Instagram@balihints--
BACA JUGA:Wali Kota Eva Dwiana, Tema Kemerdekaan 2025 Selaras dengan Pembangunan di Bandar Lampung
Jalannya tradisi Omed-omedan cukup meriah dan penuh semangat. Setelah aba-aba diberikan, kedua kelompok maju dan saling menarik tubuh lawan.
Dalam proses ini, sering terjadi sentuhan fisik seperti berpelukan, bahkan ada yang saling menempelkan wajah. Meskipun terlihat seperti permainan, semua dilakukan dengan suasana gembira dan tidak ada unsur kekerasan.
Selama acara berlangsung, warga yang menonton turut menyiramkan air ke arah peserta. Siraman air ini memiliki simbol penyucian dan diharapkan dapat membawa kesejukan hati.
Guyuran air juga menambah keseruan acara, membuat peserta dan penonton larut dalam suasana riang gembira.
BACA JUGA:Rumah Joglo: Warisan Arsitektur Jawa yang Sarat Makna
Bagi masyarakat Banjar Kaja, Omed-omedan bukan sekadar ajang hiburan. Tradisi tersebut memiliki nilai sosial dan budaya yang sangat kuat.
Saling tarik-menarik diartikan sebagai gambaran dinamika kehidupan, di mana setiap orang akan menghadapi tantangan yang memerlukan kekuatan, kerja sama, dan kesabaran.
Selain itu, Omed-omedan juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar warga, terutama generasi muda.
Tidak jarang, acara ini menjadi titik awal bagi lahirnya pasangan yang kelak menikah. Namun, tujuan utama tetaplah menjaga keharmonisan desa dan melestarikan warisan leluhur.
BACA JUGA:Wali Kota Kukuhkan 38 Anggota Paskibraka Bandar Lampung
Keunikan Omed-omedan telah menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Setiap tahunnya banyak turis datang untuk menyaksikan secara langsung suasana yang meriah dan keakraban warga saat tradisi tersebut saat digelar. Momen-momen lucu dan spontan sering menjadi bahan dokumentasi yang tersebar luas di media.
Masyarakat dan pemerintah setempat berusaha menjaga agar Omed-omedan tetap mempertahankan keasliannya.
Meski menjadi tontonan publik, aturan adat dan tata cara pelaksanaannya tetap dijaga ketat agar makna tradisi tidak hilang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




