Seni Ukir Suku Asmat: Cermin Jiwa dan Tradisi Leluhur Papua
Menjaga Warisan, Menatap Masa Depan Seni ukir Asmat adalah kekayaan budaya yang tak ternilai. Foto:[email protected] --
BACA JUGA:Tarian Selamat Datang Suku Dani: Wujud Keakraban dari Lembah Baliem
Beberapa jenis ukiran yang sangat dikenal dari suku Asmat adalah panel ukir, patung bis, dan totem.
Panel ukir biasanya digunakan sebagai dekorasi dan bisa ditemukan dalam berbagai ukuran.
Motif pada panel umumnya menggambarkan pola tribal atau hewan khas Papua, dan banyak dijadikan cenderamata oleh wisatawan.
Sementara itu, patung bis adalah patung berbentuk manusia yang dibuat dari batang kayu besar.
BACA JUGA:Tim Kecamatan Jatiagung Sambangi Desa Sinar Rezeki guna Monev DD Tahap I
Patung ini menggambarkan leluhur dan biasanya ditempatkan di ruang khusus sebagai bentuk penghormatan spiritual.
Adapun totem dibuat dari batang pohon yang dipasang terbalik dengan akar di atas. Bentuk ini mencerminkan filosofi kesuburan dan kekuatan alam yang dipercaya oleh masyarakat Asmat.
Tidak semua orang Asmat dapat menjadi pengukir. Keterampilan ini biasanya hanya diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga tertentu, terutama kepada laki-laki.
Para pengukir belajar sejak muda dengan mengamati para tetua, lalu mempraktikkan secara bertahap. Mereka tidak hanya belajar teknik, tetapi juga makna dari setiap ukiran yang dibuat.
BACA JUGA:Tips Ampuh dan Aman untuk Melegakan Hidung Tersumbat
Namun seiring waktu, semakin banyak generasi muda yang mulai tertarik dan belajar seni ukir, baik karena dorongan pelestarian budaya maupun sebagai sumber penghasilan.
Beberapa bahkan mengembangkan gaya baru yang tetap berakar pada tradisi, tetapi lebih fleksibel secara bentuk dan fungsi untuk memenuhi selera pasar.
Ketenaran seni ukir Asmat tidak lagi terbatas pada wilayah Papua. Karya-karya mereka telah tampil di pameran seni dunia dan dikoleksi oleh berbagai institusi seni internasional.
Panel ukiran kecil banyak diburu oleh wisatawan, bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena nilai historis dan budayanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




