Rumah Adat Aceh: Struktur, Makna, dan Keunikan Budaya

Rumah Adat Aceh: Struktur, Makna, dan Keunikan Budaya

Rumah adat ini menjadi simbol syukur atas rezeki dari alam, serta media untuk menjaga keharmonisan dengan lingkungan. Foto: Instagram@ig_aceh--

Seuramoe Keue (Serambi Depan)

Ini adalah ruang terbuka yang biasanya digunakan untuk menerima tamu laki-laki, tempat anak laki-laki mengaji, dan kadang dipakai untuk tidur tamu pria. Ketika ada acara keluarga, seperti pernikahan atau kenduri, bagian ini difungsikan sebagai tempat berkumpul atau menjamu tamu.

BACA JUGA:Resep Rujak Tahu Tanpa Minyak yang Pas untuk Camilan Ringan

Seuramoe Teungoh (Serambi Tengah)

Serambi ini merupakan inti dari rumah, tempat anggota keluarga tinggal dan beraktivitas. Di sini biasanya terdapat dua kamar tidur yang digunakan oleh orang tua atau anak perempuan yang sudah menikah. Posisi serambi tengah menjadi simbol kedekatan antar anggota keluarga.

Seuramoe Likot (Serambi Belakang)

Area ini digunakan sebagai tempat untuk tamu perempuan, anak perempuan belajar mengaji, atau tidur tamu wanita. Serambi belakang dan depan dibuat dengan ukuran yang seimbang untuk menggambarkan perlakuan adil terhadap laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Revitalisasi Pasar Koga, Pangdam Sriwijaya Letakkan Batu Pertama

Nilai Budaya dan Filosofi

Lebih dari sekadar struktur bangunan, Rumoh Aceh mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi kesopanan, religiusitas, serta penghormatan terhadap tamu dan keluarga. Setiap bagian rumah mencerminkan tatanan sosial yang telah diterapkan selama berabad-abad.

Selain sebagai hunian, rumah adat ini menjadi simbol syukur atas rezeki dari alam, serta media untuk menjaga keharmonisan dengan lingkungan. 

Teknik pembangunannya yang alami dan tidak merusak lingkungan menjadi contoh konkret dari prinsip hidup berkelanjutan.

BACA JUGA:Mengungkap Alasan Rasa Pedas Cabai Tak Selalu Sama

Pelestarian dan Peran di Masa Kini

Saat ini, Rumoh Aceh tidak banyak lagi digunakan sebagai tempat tinggal, terutama di daerah perkotaan. Namun, rumah adat ini masih dilestarikan sebagai bagian dari cagar budaya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: