Silek Lanyah: Tradisi Unik Penuh Nilai dari Ranah Minangkabau

Silek Lanyah: Tradisi Unik Penuh Nilai dari Ranah Minangkabau

Tradisi Silek Lanyah Minang menginspirasi lewat gerakan di sawah berlumpur dengan iringan musik tradisional-Foto Instagram@deni_dahniel-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Di setiap daerah, kita bisa menemukan kearifan lokal yang tercipta dari interaksi panjang antara manusia dan lingkungannya. 

Salah satu tradisi yang menarik dan masih lestari hingga kini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, yaitu silek, seni bela diri khas Minang yang sarat makna dan nilai.

Dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, silek bukan sekadar bela diri. Ia merupakan bagian penting dari pendidikan mental dan moral bagi generasi muda. 

Sejak usia belia, anak-anak laki-laki (dan kini juga perempuan) diajarkan silek sebagai bekal hidup, terutama ketika kelak mereka merantau. 

BACA JUGA:Pakaian Adat Minangkabau: Simbol Budaya yang Sarat Makna

Lewat silek, mereka belajar tentang kedisiplinan, kesabaran, keberanian, serta sikap hormat kepada sesama.

Menariknya, hampir setiap nagari di Minangkabau memiliki gaya silek yang berbeda. 

Perbedaan ini mencerminkan kekayaan budaya setempat, yang dipengaruhi oleh sejarah dan lingkungan geografis. 

Dari sekian banyak bentuk silek, ada satu yang sangat unik dan tidak biasa: Silek Lanyah.

BACA JUGA:Tradisi Pengetaran: Warisan Adat Pernikahan Masyarakat Menggala, Lampung

Ciri Khas Silek Lanyah

Berbeda dari bentuk silek pada umumnya yang dilakukan di tempat kering, Silek Lanyah dilakukan di sawah berlumpur. Nama “lanyah” sendiri berasal dari bahasa Minang yang berarti lumpur. 

Tradisi ini berasal dari Nagari Kubu Gadang, sebuah kawasan di Padang Panjang yang dikenal sebagai desa wisata budaya.

Biasanya, Silek Lanyah digelar menjelang masa tanam padi, ketika sawah sudah dibajak dan siap ditanami. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: