Waspadai! ini 5 Penyebab Mobil Listrik Bisa Terbakar dan Cara Mencegahnya

Waspadai! ini 5 Penyebab Mobil Listrik Bisa Terbakar dan Cara Mencegahnya

Jangan sembarangan isi daya mobil listrik! Kenali risikonya dan cara pencegahan yang benar-freepik.com-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Seiring meningkatnya popularitas mobil listrik di Indonesia, kekhawatiran soal keselamatan kendaraan berbasis baterai ini mulai mencuat ke permukaan. 

Insiden terbakarnya satu unit Wuling Air EV di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Sabtu (5 Juli 2025) kini sudah menjadi pengingat bahwa meski ramah lingkungan dan canggih, ternyata mobil listrik tetap menyimpan potensi risiko kebakaran yang tak bisa diabaikan.

Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, insiden ini menyoroti pentingnya pemahaman masyarakat terhadap penyebab dan pencegahan kebakaran pada kendaraan listrik. 

Lantas, apa saja pemicunya? Dan bagaimana cara menghindarinya?

BACA JUGA:Cara Praktis Membersihkan Freezer dari Tumpukan Bunga

5 Penyebab Umum Mobil Listrik Terbakar

1. Thermal Runaway pada Baterai Lithium-Ion 

Sebagian besar kendaraan listrik diketahui mengandalkan baterai lithium-ion yang sangat sensitif terhadap rasa panas. Bila satu sel baterai mengalami korsleting internal, reaksi kimia dapat meningkat secara drastis, memicu suhu ekstrem yang menular ke sel-sel lain. Fenomena ini dikenal sebagai thermal runaway—salah satu penyebab utama kebakaran mobil listrik.

Laporan dari London Fire Brigade menyebutkan bahwa mobil listrik memang jarang terbakar (hanya sekitar 0,1% dari total insiden kendaraan), namun ketika terjadi, api sulit dipadamkan dan bisa membakar habis kendaraan dalam waktu singkat.

BACA JUGA:Dokter Saraf Resmi Hadir di RSUD Alimuddin Umar, Tangani Stroke hingga Saraf Kejepit

2. Korsleting Listrik di Sistem Non-Baterai

Pada kasus Air EV di Bandung, pihak Wuling bahkan telah menyatakan baterai utama dan motor penggerak tidak terbakar. Dugaan awal mengarah pada korsleting sistem kelistrikan bagian depan, seperti kabel penghubung, inverter, atau DC-DC converter. Meski tidak langsung mengenai baterai, korsleting jenis ini bisa memicu reaksi panas di area sensitif lainnya.

3. Pengisian Daya Berlebihan dan Charger Tidak Standar

Overcharging—mengisi daya melebihi kapasitas maksimum—dapat meningkatkan tekanan dan suhu pada sel baterai. Risiko ini bertambah jika pengguna memakai charger tidak resmi atau abal-abal yang tidak sesuai standar pabrikan, karena arus listrik tidak stabil bisa merusak sistem manajemen baterai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: