Sila Artisan Tea Binaan BRI Tembus Pasar Global, UMKM Lokal Kini Jadi Andalan Ekspor

Sila Artisan Tea Binaan BRI Tembus Pasar Global, UMKM Lokal Kini Jadi Andalan Ekspor

Berkat pembiayaan dan expo BRI, teh lokal Sila dikenal hingga ke Kanada--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Menjadi UMKM dengan reputasi internasional bukan sekadar impian—bagi Sila Artisan Tea, ini adalah hasil dari dedikasi tinggi, komitmen menjaga kualitas, dan sinergi dengan dukungan kuat dari BRI. 

UMKM lokal asal Bogor ini membuktikan bahwa teh Indonesia punya tempat di pasar premium dunia, bahkan mampu bersaing dengan merek teh asing yang sudah mendominasi hotel dan restoran bintang lima.

Didirikan oleh Redha Taufik Ardias dan Iriana Ekasari pada 2018, Sila Artisan Tea hadir bukan hanya sebagai pelaku bisnis, tetapi juga sebagai penjaga nilai budaya teh Indonesia. 

“Kami ingin menjadikan teh lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Redha. 

BACA JUGA:KUR BRI 2025 Kembali Digulirkan: UMKM Bisa Dapat Modal hingga Rp500 Juta

Visi tersebut bukanlah angan-angan. Dengan mengusung konsep teh artisan berbasis 100% bahan lokal dan pengolahan berkualitas tinggi, produk Sila kini diterima baik di kafe dan hotel ternama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, hingga Labuan Bajo.

Namun, kisah sukses ini tak lahir begitu saja. Sejak awal perjalanan, Sila Artisan Tea mengadopsi strategi pertumbuhan berbasis kolaborasi. 

Salah satu kolaborator terpenting mereka adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Lewat skema pembiayaan usaha seperti Kredit Modal Kerja (KMK), serta program pendampingan seperti Growpreneur Pengusaha Muda BRILiaN, Sila perlahan tapi pasti naik kelas.

Tidak hanya soal modal, BRI juga membuka jalur pasar global bagi UMKM melalui partisipasi pameran internasional. 

BACA JUGA:AgenBRILink Bantu Petani Grobogan Raih Akses Keuangan dan Kembangkan Usaha

Sila menjadi salah satu dari sedikit UMKM terpilih yang tampil dalam FHA Food & Beverage Singapore 2025, ajang bergengsi yang mempertemukan pelaku industri makanan dan minuman dari seluruh dunia. 

“Kami mendapat insight berharga dari sana. Feedback langsung dari pengunjung membuat kami semangat untuk terus berinovasi,” ungkap Redha.

Sila Artisan Tea bukan sekadar produsen. Mereka juga pelaku pemberdayaan yang menjalin kerja sama erat dengan petani teh kecil dari wilayah seperti Sukabumi, Cianjur, dan Batang. 

Sebelum bekerja sama, para petani ini hanya menjual teh mereka di harga Rp15 ribu per kilogram. Kini, berkat pelatihan dan standar baru dari Sila, hasil panen tersebut bisa bernilai hingga Rp1 juta per kilogram. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: