Harley-Davidson Jepang Terancam Denda karena Tekanan Kuota pada Dealer

Dealer Harley di Jepang dipaksa penuhi target penjualan, ancaman kehilangan kontrak eksklusif-Foto Harley-Davidson-
MEDIALAMPUNG.CO.ID — Otoritas pengawas persaingan usaha Jepang, Japan Fair Trade Commission (JFTC), tengah memproses sanksi denda sebesar 200 juta yen atau sekitar Rp 20 miliar terhadap Harley-Davidson Jepang.
Sanksi ini diajukan setelah perusahaan otomotif asal Amerika Serikat tersebut diduga melanggar hukum anti monopoli dengan memberlakukan sistem penjualan yang menekan mitra dealer secara sepihak.
Menurut laporan media lokal Japan Today, Harley-Davidson Jepang sejak awal 2023 menerapkan target penjualan yang sangat tinggi kepada seluruh jaringan dealernya.
Ancaman nyata pun muncul: jika dealer gagal memenuhi kuota, maka kontrak eksklusif mereka tak akan diperpanjang.
BACA JUGA:BYD Suntik Rp 1,5 Triliun ke Hungaria, Gandakan Produksi Bus dan Truk Listrik
Dalam banyak kasus, sejumlah dealer bahkan terpaksa membeli sendiri unit sepeda motor yang belum terjual demi menghindari sanksi dari prinsipal.
“Bahkan pemberitahuan secara resmi terkait pelanggaran ini juga sudah dikirimkan ke pihak Harley-Davidson Jepang. Keputusan akhir akan diambil setelah tanggapan resmi dari perusahaan diterima,” demikian pernyataan JFTC, Senin (30 Juni 2025).
Berbeda dengan strategi pasar di negara lain, seluruh distribusi sepeda motor Harley-Davidson di Jepang dilakukan lewat mitra bisnis dengan sistem kontrak eksklusif. Perusahaan induk tidak mengoperasikan gerai penjualan langsung.
Hal ini membuat posisi dealer menjadi sangat tergantung pada kebijakan pusat, termasuk dalam hal kuota penjualan dan pemesanan unit baru.
BACA JUGA:Xiaomi YU7 Banjir Pesanan 289.000 Unit dalam Satu Jam: Ancaman Serius bagi Tesla?
Hasil penyelidikan JFTC menyebutkan bahwa sistem penjualan berbasis kuota tinggi yang dinilai menyesatkan tersebut kini telah dihentikan oleh Harley-Davidson Jepang.
Langkah tersebut diambil untuk mengembalikan iklim persaingan yang sehat dan menjaga keseimbangan hubungan antara prinsipal dan mitra usaha.
Namun demikian, reputasi Harley-Davidson di pasar Jepang kini berada dalam sorotan.
Banyak pengamat menyebut bahwa langkah JFTC ini bukan hanya bentuk penegakan hukum, tetapi juga peringatan bagi semua perusahaan asing agar mematuhi etika bisnis lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: