Tari Boboko Mangkup: Simbol Ketahanan Pangan dalam Balutan Gerak Seni Sunda

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, termasuk dalam bidang seni tari. 

Di antara sekian banyak warisan budaya dari berbagai daerah, Jawa Barat turut menyumbang ragam kesenian yang menggambarkan filosofi hidup masyarakatnya. 

Salah satu tarian khas dari Tanah Sunda yang sarat makna adalah Tari Boboko Mangkup. 

Lewat properti sederhana berupa boboko—tempat nasi tradisional dari anyaman bambu—tarian ini menyampaikan pesan mendalam tentang ketahanan pangan dan keberlangsungan hidup.

BACA JUGA:Legenda Aji Saka: Asal-Usul Aksara Jawa dan Makna Kesetiaan

Boboko merupakan peralatan dapur tradisional masyarakat Sunda yang digunakan untuk menyimpan nasi. 

Dalam tari Boboko Mangkup, benda ini tidak sekadar menjadi properti, tetapi juga simbol utama dari filosofi kehidupan. 

Ketika boboko berada dalam keadaan tertutup atau tertelungkup (mangkup), hal itu melambangkan kondisi masyarakat yang sedang mengalami kesulitan, kekurangan pangan, atau krisis.

Sebaliknya, boboko yang terbuka dan terisi penuh menggambarkan keberkahan, kemakmuran, dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

BACA JUGA:Wayang Kulit: Seni Tradisional Indonesia yang Mendunia

Tarian ini tidak hanya menyuguhkan keindahan gerak, tetapi juga menyampaikan ajaran moral masyarakat Sunda tentang pentingnya menjaga kecukupan pangan, kerja keras, dan hidup yang seimbang. 

Dalam kehidupan masyarakat Sunda, ketahanan pangan dianggap sebagai dasar kemajuan dan ketentraman.

Masyarakat Sunda memiliki prinsip hidup yang disebut cageur, bageur, bener, singer, pinter—yang berarti sehat, baik, benar, waspada, dan cerdas. 

Nilai-nilai ini terwujud dalam pesan tari Boboko Mangkup, yakni mengajak penonton untuk memahami pentingnya menjaga keberlangsungan hidup melalui usaha bersama dalam memenuhi kebutuhan pokok, terutama pangan.

Sumber: