IHSG Anjlok, Saham Migas Justru Menguat Tajam dan Jadi Incaran Investor

IHSG Anjlok, Saham Migas Justru Menguat Tajam dan Jadi Incaran Investor

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan Senin (23/6). - Foto Freepik--

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan awal pekan dengan pelemahan yang cukup dalam pada Senin pagi (23 Juni 2025). 

Meski demikian, sejumlah saham sektor migas justru tampil mengesankan dan menjadi incaran utama para investor di tengah dinamika geopolitik global yang memanas.

Data dari Refinitiv hingga pukul 09.52 WIB mencatat, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjadi penopang utama indeks dengan kontribusi kenaikan sebesar 1,15 poin. 

Saham PGAS mengalami penguatan hingga 3,14 persen ke level Rp1.640 per lembar. Disusul oleh saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang naik 4,93 persen ke Rp1.275 per saham dan menyumbang 1,04 poin terhadap indeks.

BACA JUGA:10 Cara Menghasilkan Uang dari TikTok, Tak Hanya Jadi Seorang Influencer

Tak hanya dua emiten tersebut, saham Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga menunjukkan penguatan signifikan, masing-masing naik sebesar 6,14 persen dan 3,14 persen. 

Kenaikan ini terjadi di tengah lonjakan sentimen pasar yang dipicu oleh perkembangan situasi internasional.

Ketegangan geopolitik meningkat tajam setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menginstruksikan pengeboman terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan. 

Dari ketiga lokasi tersebut, Fordow mengalami kerusakan paling besar. Tindakan militer tersebut menandai babak baru keterlibatan langsung AS dalam konflik bersenjata di Timur Tengah, meski disertai pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa serangan tersebut bertujuan untuk membuka jalan menuju perdamaian.

BACA JUGA:Tari Kretek: Cerminan Kehidupan Buruh di Tanah Kudus

Pasar merespons cepat insiden tersebut. Ketidakpastian global diperkirakan akan terus meningkat, seiring kemungkinan terjadinya aksi balasan dari pihak Iran.

Kondisi ini menciptakan kekhawatiran baru di kalangan pelaku pasar, khususnya pada sektor energi yang sangat sensitif terhadap gejolak Timur Tengah.

Kenaikan harga energi menjadi salah satu konsekuensi yang tak terhindarkan dari konflik ini. 

Investor pun kembali melirik saham-saham komoditas sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakstabilan global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: