Modus APK, Rekening Pensiunan Berisi Ratusan Juta Ludes Disikat Penipu

Modus kejahatan siber dengan APK palsu kembali memakan korban pensiunan di Indonesia-Ilustrasi freepik.com-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Aksi kejahatan siber kembali memakan korban. Kali ini, seorang pensiunan harus kehilangan tabungan ratusan juta rupiah setelah diretas melalui aplikasi palsu yang dikirim lewat pesan singkat.
Tim Direktorat Siber Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus ini dan meringkus dua pelaku yang diduga kuat berada di balik penipuan tersebut.
Dua tersangka berinisial EC (28) dan IP (35) diringkus di lokasi berbeda. EC diamankan di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, sementara IP berhasil ditangkap di Subang, Jawa Barat. Keduanya kini telah ditahan dan menjalani pemeriksaan intensif.
Penelusuran polisi mengungkap modus yang digunakan para pelaku terbilang halus dan meyakinkan.
BACA JUGA:4 Perusahaan Pegang Kuasa Tambang Nikel di Raja Ampat
Mereka menyamar sebagai pihak dari lembaga resmi, lalu menghubungi korban melalui WhatsApp.
Dalam komunikasi tersebut, pelaku mengaku membutuhkan pembaruan data pensiunan dan meminta korban untuk memasang aplikasi tertentu melalui tautan yang dikirim.
Aplikasi tersebut sejatinya merupakan file berbahaya dengan format APK (Android Package Kit). Begitu dipasang, aplikasi itu memberikan akses ke perangkat korban secara diam-diam.
Setelahnya, korban diarahkan untuk mengisi berbagai data penting seperti nomor rekening, rekaman suara, foto, hingga video selfie. Bahkan, korban sempat diminta mengirim sejumlah uang sebagai syarat administrasi.
BACA JUGA:Kompak Meski Telah Bercerai, Ruben Onsu-Sarwendah Hadiri Ulang Tahun Anak dengan Penuh Kehangatan
Data-data yang dikumpulkan secara licik itu ternyata dimanfaatkan pelaku untuk mengakses layanan perbankan digital milik korban.
Tanpa disadari, saldo dalam dua rekening korban—baik dari bank BUMN maupun swasta—dikuras hingga total kerugian mencapai lebih dari Rp300 juta.
Aksi ini baru terungkap setelah korban mendapat notifikasi dari bank soal transaksi mencurigakan yang tidak pernah dilakukan.
Kecurigaan pun muncul, dan korban segera melapor ke pihak berwajib. Investigasi siber pun dilakukan, hingga jejak digital para pelaku terlacak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: