Nissan Dikecam Usai Berikan Pensiun Besar ke Mantan Eksekutif di Tengah Derita Kerugian

Nissan Dikecam Usai Berikan Pensiun Besar ke Mantan Eksekutif di Tengah Derita Kerugian

Nissan rugi besar tapi tetap beri kompensasi besar ke eks direktur-Foto NISSAN-

MEDIALAMPUNG.CO.IDNissan Motor Co., salah satu raksasa otomotif Jepang, menjadi sorotan setelah mengucurkan dana pensiun sebesar 646 juta yen (sekitar Rp 73 miliar) kepada empat mantan pejabat eksekutif, termasuk mantan Presiden Direktur Makoto Uchida. 

Ironisnya, kebijakan ini muncul di saat perusahaan mencatat kerugian besar dan sedang dalam tekanan keuangan berat.

Bahkan, Informasi itu kali pertamanya terungkap dalam dokumen resmi yang telah dirilis sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rabu 27 Mei 2025 kemarin. 

Bahkan di dalam laporan itu juga dijelaskan total kerugian bersih Nissan untuk tahun fiskal yang berakhir Maret lalu itu mencapai 670,8 miliar yen atau sekitar Rp75 triliun. 

BACA JUGA:Subsidi Motor Listrik Dicabut, Industri Otomotif Hijau Terhambat

Nilai ini memperlihatkan kondisi finansial perusahaan yang sedang tidak sehat, sehingga pemberian dana pensiun jumbo menjadi isu sensitif.

Makoto Uchida mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir Maret 2025. Kepergiannya dikaitkan dengan menurunnya performa bisnis Nissan dan gagalnya rencana merger strategis dengan Honda Motor Co., yang semula diharapkan dapat memperkuat daya saing di pasar global.

RUPS Nissan dijadwalkan berlangsung pada 24 Juni mendatang di kantor pusat perusahaan di Yokohama. 

Salah satu agenda utama adalah mengajukan nama Ivan Espinosa, calon presiden baru perusahaan, untuk disahkan sebagai anggota dewan direksi.

BACA JUGA:Rencana Penutupan Pabrik Nissan Picu Kekhawatiran di Jepang, Pemerintah Daerah Bereaksi Keras

Kebijakan kompensasi ini memicu perdebatan di kalangan investor dan pemegang saham, yang mempertanyakan sensitivitas manajemen terhadap situasi perusahaan serta komitmen mereka terhadap tata kelola yang transparan dan efisien. 

Di tengah fase restrukturisasi, langkah seperti ini dinilai bisa mencederai kepercayaan pemangku kepentingan.

Jika Anda ingin versi ini dibuat menjadi berita daring (news portal style), infografis, atau skrip video YouTube—saya juga bisa bantu. Ingin saya sesuaikan ke salah satu format tersebut? (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: