Mengapa Hanya Sebagian Hewan Menjadi Fosil? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Mengapa Hanya Sebagian Hewan Menjadi Fosil? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Studi terbaru ungkap misteri mengapa sebagian besar makhluk hidup tak meninggalkan fosil-Foto Unsplash-

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Fosil merupakan jendela penting dalam memahami kehidupan masa lalu di Bumi. Namun, dari sekian banyak makhluk hidup yang pernah ada, hanya sebagian kecil yang meninggalkan jejak dalam bentuk fosil. 

Lalu, mengapa hanya sebagian hewan yang bisa menjadi fosil, sementara sisanya menghilang tanpa bekas?

Tim peneliti dari Universitas Lausanne, Swiss, yang dipimpin oleh Nora Corthésy dan Farid Saleh, berhasil mengungkap sebagian misteri ini. 

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, mereka menyatakan bahwa proses fosilisasi tidak hanya ditentukan oleh struktur tubuh seperti tulang atau cangkang, tetapi juga oleh kandungan kimia dalam jaringan lunak serta interaksi tubuh dengan lingkungan setelah kematian.

BACA JUGA:Riset Ungkap Potensi Tanaman Lokal Sebagai Terapi Alternatif Kanker, Termasuk Bawang Merah

Fosilisasi Bukan Proses Acak

Fosil tidak terbentuk secara sembarangan. Saat seekor hewan mati, tubuhnya umumnya akan membusuk dengan cepat. Namun, dalam kondisi tertentu — seperti terkubur cepat di sedimen minim oksigen — proses pembusukan dapat melambat, memberi waktu bagi terbentuknya fosil.

Menariknya, tubuh hewan itu sendiri bisa menciptakan kondisi ideal untuk menjadi fosil. Ketika protein dalam jaringan lunak terurai, reaksi kimia yang terjadi dapat menurunkan kadar oksigen di sekitar bangkai. Lingkungan rendah oksigen ini menghambat kerja mikroorganisme pembusuk, sekaligus memungkinkan mineral seperti kalsium fosfat menggantikan jaringan tubuh, hingga akhirnya terbentuklah fosil.

“Tubuh hewan bisa menciptakan lingkungan kimia yang memungkinkan dirinya sendiri menjadi fosil,” jelas Farid Saleh.

BACA JUGA:Trik Baru Memakai Blush On agar Warna Lebih Tahan Lama, Makeup Tetap Segar Seharian

Faktor Ukuran Tubuh dan Komposisi Kimia

Tidak semua bangkai diperlakukan sama oleh alam. Penelitian ini menemukan bahwa ukuran tubuh dan kandungan protein hewan sangat memengaruhi peluang terbentuknya fosil. Hewan besar dengan kandungan protein tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi fosil dibandingkan hewan kecil atau bertubuh lunak.

Inilah alasan mengapa fosil trilobita atau dinosaurus lebih mudah ditemukan dibandingkan fosil cacing atau ubur-ubur, yang tubuhnya lebih cepat hancur tanpa meninggalkan jejak.

Menurut Nora Corthésy, dua hewan yang mati di tempat dan waktu yang sama bisa saja memiliki nasib fosil yang berbeda, tergantung pada pengaruh kimia tubuh mereka terhadap sedimen di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: