Tenun Ulap Doyo: Kain Tradisional Kalimantan Timur yang Sarat Nilai Budaya

Tenun Ulap Doyo: Kain Tradisional Kalimantan Timur yang Sarat Nilai Budaya

Tenun Ulap Doyo bukan hanya kain yang ditenun dari serat tumbuhan, tapi juga warisan yang mengandung nilai sejarah, keindahan, serta filosofi hidup. Foto: Instagram@ulapdoyo_kaltim--

MEDIALAMPUNG.CO.ID  -Indonesia dikenal luas sebagai negara dengan keberagaman budaya yang luar biasa. 

Salah satu wujud kekayaan budaya tersebut terlihat dari beragam kain tradisional yang dimiliki tiap daerah. 

Di Kalimantan Timur, terdapat satu kain khas yang sangat istimewa karena keunikannya baik dari bahan, teknik pembuatan, maupun nilai budayanya. 

Kain tersebut dikenal dengan nama Tenun Ulap Doyo.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Dress Batik Modern: Gaya Masa Kini yang Mengangkat Nilai Tradisi

Asal Usul dan Bahan Utama

Kain Ulap Doyo berasal dari masyarakat Dayak Benuaq, salah satu sub-suku Dayak yang tinggal di Kalimantan Timur. Nama “Ulap Doyo” berasal dari kata ulap yang berarti kain, dan doyo yang merujuk pada tanaman liar yang daunnya digunakan sebagai bahan dasar benang tenun. Tanaman doyo ini memiliki daun menyerupai daun pandan, namun dengan tekstur serat yang lebih kuat dan tahan lama.

Untuk mendapatkan benang dari daun doyo, diperlukan proses yang cukup panjang. Daun dikeringkan terlebih dahulu, lalu disayat hingga diperoleh serat-serat halus. 

Serat inilah yang nantinya dipintal menjadi benang untuk ditenun menjadi kain. Keunggulan serat doyo terletak pada kekuatannya, sehingga kain yang dihasilkan awet dan berkualitas tinggi.

BACA JUGA:Perbakin Lampung Kukuhkan Kepengurusan Perbakin Pengkot Bandar Lampung Periode 2025-2029

Nilai Budaya dan Sejarah

Tenun Ulap Doyo bukan sekadar produk kerajinan, melainkan juga warisan budaya masyarakat Dayak yang sudah ada sejak lama. 

Aktivitas menenun merupakan tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi, biasanya diajarkan kepada anak perempuan oleh para ibu mereka. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari sekaligus simbol kearifan lokal.

Kain ini memiliki peran penting dalam berbagai ritual adat, seperti upacara pernikahan, penyambutan tamu penting, hingga kegiatan keagamaan. Setiap helai kain menyimpan makna dan cerita yang mencerminkan filosofi hidup masyarakat Dayak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: