Kilau Genetik Kucing Bengal: Gen ‘Glitter’ yang Memikat Dunia

Kilau Genetik Kucing Bengal: Gen ‘Glitter’ yang Memikat Dunia

Misteri Gen Glitter di Balik Pesona Kucing Bengal. - Foto Freepik.--

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Sekilas, kucing domestik terlihat seragam, berbeda dengan anjing yang telah mengalami seleksi buatan selama ribuan tahun dan menunjukkan ragam bentuk tubuh. 

Namun di balik tampilan kucing yang cenderung homogen, tersimpan rahasia genetika luar biasa—salah satunya dimiliki oleh kucing Bengal.

Kucing Bengal dikenal karena penampilannya yang eksotis, menyerupai macan tutul mini, dan sebagian individu memiliki bulu yang memancarkan kilauan seperti debu berlian.

Fenomena ini bukan hasil kosmetik, melainkan manifestasi dari mutasi genetik yang kini sedang menjadi perhatian dunia sains.

BACA JUGA:Mengenal Seni Rupa: Unsur, Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Ras Bengal bukanlah hasil evolusi alami. Ia mulai dikembangkan pada awal 1960-an di California, Amerika Serikat, melalui persilangan antara kucing domestik Felis catus dan kucing hutan Asia Prionailurus bengalensis. 

Meski secara fisik mirip, kedua spesies ini telah berevolusi secara genetik secara terpisah selama jutaan tahun—bahkan memiliki perbedaan genetika lebih besar dibanding antara manusia dan simpanse.

Tujuan awalnya adalah menciptakan kucing dengan tampilan liar namun memiliki sifat jinak. 

Pada tahun 1986, The International Cat Association secara resmi mengakui Bengal sebagai ras tersendiri. 

BACA JUGA:Jokowi Laporkan Tudingan Ijazah Palsu ke Polda Metro Jaya

Namun di tengah proses pembiakan, muncul kejutan genetika: sebagian kucing Bengal memiliki bulu berkilau yang kini dikenal dengan istilah glitter coat.

Kilau pada bulu Bengal telah lama menjadi daya tarik utama para pencinta kucing. 

Namun baru pada tahun 2024, tim ilmuwan dari HudsonAlpha Institute for Biotechnology mengungkap asal usul genetiknya. 

Mereka menganalisis lebih dari 3.000 sampel DNA dan menemukan bahwa kilau tersebut dipicu oleh mutasi gen Fgfr2 (Fibroblast Growth Factor Receptor 2), gen penting dalam perkembangan jaringan pada mamalia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: