Museum Kayu Tenggarong: Menelusuri Warisan Alam dan Cerita Legendaris dari Hutan Kalimantan

Museum Kayu Tenggarong menjadi cerminan kekayaan Bumi Etam yang patut dikenang, dipelajari, dan diwariskan. - Foto : Instagram@kaltim_pedia--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, menyimpan sebuah destinasi edukatif yang unik dan kaya akan nilai budaya. Destinasi Museum Kayu tenggarong berdiri di tengah kota.
Hal itu sebagai pengingat akan pentingnya menjaga hutan, mengenal hasil alam, dan memahami warisan budaya masyarakat Khususnya Kalimantan.
Museum ini tidak hanya menyuguhkan koleksi kayu langka, tetapi juga menghadirkan cerita menarik yang jarang ditemukan di tempat lain.
Museum Kayu mulai didirikan pada tahun 1994 serta dibuka dua tahun kemudian setelah selesai pembangunan.
BACA JUGA:Jonathan Frizzy Diperiksa Polisi Terkait Vape Ilegal Mengandung Obat Keras, Status Masih Saksi
Tujuan utamanya adalah memperkenalkan kepada masyarakat berbagai jenis kayu yang berasal dari hutan tropis Kalimantan.
Kayu-kayu tersebut dikumpulkan dari berbagai wilayah di provinsi ini, dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi tekstur, warna, kekuatan, maupun nilai sejarahnya.
Salah satu jenis kayu yang menjadi sorotan utama adalah kayu ulin. Kayu ini dijuluki sebagai "raja kayu" karena daya tahannya yang luar biasa terhadap cuaca dan kelembapan.
Selain itu, museum ini juga menyimpan contoh kayu batu, yaitu jenis kayu purba yang telah berubah menjadi fosil akibat proses alamiah selama ribuan tahun.
BACA JUGA:Benarkah Autisme pada Anak Bisa Sembuh? Ini Penjelasan Lengkapnya
Namun, daya tarik Museum Kayu tidak berhenti pada koleksi kayu semata. Di salah satu sudut ruangan, pengunjung akan menemukan dua ekor buaya yang telah diawetkan.
Kedua buaya ini berasal dari dua daerah berbeda di Kalimantan Timur dan dulunya sempat menimbulkan keresahan di masyarakat karena terlibat dalam peristiwa yang mencelakakan manusia.
Salah satu buaya berasal dari Sangatta dan berjenis kelamin jantan, sedangkan yang lainnya betina dan ditangkap di Muara Badak.
Penangkapan kedua buaya ini dilakukan dengan selisih waktu hanya satu bulan, menjadikannya bagian dari kisah tersendiri dalam perjalanan museum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: