Misteri Ketahanan Manusia Purba dari Badai Matahari 41.000 Tahun Lalu

Medan magnet Bumi melemah, badai kosmik menghantam, tapi Homo sapiens tetap bertahan-Ilustrasi: Dream Lab@Budi Setiawan-
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa oker dipakai untuk melapisi tubuh, memberikan perlindungan dari paparan sinar berlebih.
Tak hanya itu, manusia purba ini juga mulai membuat dan mengenakan pakaian. Penemuan jarum dan alat-alat menjahit dari zaman tersebut mendukung hipotesis ini.
Pakaian tak hanya berfungsi sebagai pelindung dari suhu dingin, tapi juga menjadi tameng dari sinar matahari berbahaya.
BACA JUGA:Menguak Jejak Evolusi Mawar: Perjalanan dari Bunga Kuning ke Simbol Cinta
Neanderthal: Gagal Beradaptasi
Berbeda dengan Homo sapiens, Neanderthal tidak menunjukkan bukti penggunaan teknologi pelindung serupa.
Sekitar waktu yang sama dengan peristiwa Laschamps, mereka menghilang dari catatan fosil.
Peneliti meyakini, kurangnya adaptasi terhadap lingkungan ekstrem bisa jadi menjadi salah satu faktor utama punahnya spesies ini.
BACA JUGA:Jejak Seiko Laurel, Lahirnya Jam Tangan Pertama Buatan Jepang
Pelajaran untuk Masa Kini
Penelitian ini bukan hanya membuka wawasan baru tentang masa lalu, tapi juga memberi peringatan bagi masa depan.
Jika kejadian seperti Laschamps terjadi lagi, dampaknya bisa merusak teknologi modern seperti satelit, jaringan listrik, hingga komunikasi global.
Model 3D yang dikembangkan para ilmuwan kini menjadi alat penting untuk mengantisipasi potensi ancaman serupa di masa depan.
Lebih jauh, temuan ini juga memperluas cakrawala pencarian kehidupan di luar Bumi.
Ternyata, kehidupan bisa bertahan bahkan dalam kondisi planet tanpa medan magnet kuat selama ada adaptasi yang tepat.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: