Misteri Alam Semesta: Tak Berujung atau Masih Ada Batasnya?

Ilustrasi Alam Semesta. - Foto Freepik--
Saat ini, diameternya diperkirakan mencapai 93 miliar tahun cahaya.
Usia alam semesta sendiri sekitar 13,8 miliar tahun, tetapi karena ruang mengembang, cahaya dari tepi awal semesta telah menempuh jarak sekitar 46,5 miliar tahun cahaya.
Ruang hampa, tidak seperti materi, tidak tunduk pada batasan kecepatan cahaya, hal ini membuat konsep pengembangannya sangat sulit dipahami.
Webb menggambarkan bahwa ruang itu sendiri bisa mengembang lebih cepat daripada cahaya.
BACA JUGA:Cara Efektif Menjadi Content Creator Kuliner yang Diminati
Alam Semesta Bersifat Datar, Tapi Bukan Dua Dimensi
Secara kosmologis, alam semesta dinyatakan datar, artinya jika seseorang dapat terus bergerak dalam garis lurus, mereka tidak akan kembali ke titik awal berbeda dengan permukaan bola.
Webb mengibaratkannya seperti lembaran kertas berdimensi empat, bukan dataran dua dimensi biasa.
Mengapa Kita Yakin Alam Semesta Mengembang
Keyakinan ini bermula dari penemuan fenomena pergeseran merah (redshift), di mana cahaya dari galaksi yang menjauh tampak bergeser ke warna merah.
Ini mirip dengan efek Doppler pada suara. Dari sinilah Hubble dan ilmuwan lain menyimpulkan bahwa galaksi saling menjauh—tanda bahwa alam semesta sedang mengembang.
Untuk mengukur jarak galaksi, astronom menggunakan metode lilin standar seperti bintang Cepheid dan supernova tipe Ia objek dengan kecerahan yang sudah diketahui.
Dengan membandingkan kecerahan aslinya dan kecerahan yang tampak dari Bumi, kita bisa memperkirakan jaraknya.
BACA JUGA:Menguak Jejak Evolusi Mawar: Perjalanan dari Bunga Kuning ke Simbol Cinta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: