Kista Ovarium: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Kista Ovarium: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

ilustrasi penyakit kista.--Foto Dok---

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terbentuk di dalam ovarium atau indung telur. Kondisi ini cukup umum dialami wanita dan seringkali tidak menimbulkan gejala yang mencolok, sehingga banyak yang bahkan tidak menyadari keberadaannya. 

Namun, meski umumnya tidak berbahaya, kista ovarium juga dapat menyebabkan masalah serius jika ukurannya membesar atau disertai komplikasi lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai penyebab kista ovarium, gejala yang mungkin timbul, dan bagaimana cara penanganannya.

Kista ovarium adalah kondisi di mana terdapat kantong yang berisi cairan atau bahan lainnya di ovarium. Sebagian besar kista ovarium bersifat jinak dan terbentuk sebagai bagian dari siklus menstruasi normal. 

Namun, ada pula jenis kista yang terbentuk akibat faktor lain dan memerlukan perhatian khusus. Jenis-jenis kista ini, seperti kista dermoid atau kistadenoma, seringkali memerlukan penanganan medis untuk mencegah komplikasi.

Penyebab Kista Ovarium

Berbagai faktor dapat memicu perkembangan kista ovarium. Berikut adalah beberapa penyebab utama:

1. Reproduksi Sel yang Tidak Normal Kista ovarium bisa disebabkan oleh pertumbuhan sel telur yang tidak normal. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, beberapa jenis kista seperti kista dermoid dapat berisi jaringan seperti rambut, kulit, atau bahkan gigi. 

Jenis kista ini tidak berkaitan dengan siklus menstruasi dan dapat membesar hingga menggeser posisi ovarium, menyebabkan torsi ovarium atau terpelintirnya ligamen ovarium.

2. Kista Folikel Setiap bulan, ovarium wanita melepaskan sel telur dalam kantong kecil yang disebut folikel. Apabila folikel ini tidak berhasil pecah untuk melepaskan sel telur, maka folikel bisa berkembang menjadi kista. Kista folikel sering kali hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan tanpa menimbulkan gejala.

3. Kista Korpus Luteum Setelah sel telur dilepaskan, folikel yang tersisa akan menyusut menjadi korpus luteum yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Jika folikel tersumbat, cairan dapat menumpuk dan menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum.

4. Endometriosis Pada kondisi ini, jaringan yang seharusnya melapisi rahim justru tumbuh di luar rahim, termasuk di ovarium. Ini bisa menyebabkan terbentuknya kista endometrioma, yang kadang berisi darah. Endometriosis seringkali disertai dengan nyeri menstruasi hebat dan gangguan kesuburan.

5. Penyakit Radang Panggul (Pelvic Inflammatory Disease / PID) Infeksi pada panggul yang tidak segera diatasi dapat menyebar ke ovarium dan menyebabkan kista. Penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan kesuburan atau kehamilan ektopik.

7. Masalah Hormon dan Penggunaan Obat Kesuburan Ketidakseimbangan hormon atau penggunaan obat kesuburan seperti clomiphene dapat meningkatkan risiko terbentuknya kista ovarium. Hal ini karena obat tersebut merangsang ovulasi yang tidak selalu diikuti oleh pelepasan sel telur.

7. Siklus Menstruasi Tidak Teratur Wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur memiliki risiko lebih tinggi mengalami kista ovarium. Siklus yang terlalu panjang, misalnya lebih dari 45 hari, dapat meningkatkan peluang terbentuknya kista.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: