Nilai Universal Agama dalam Menegakkan Moralitas dan Etika Bangsa

Nilai Universal Agama dalam Menegakkan Moralitas dan Etika Bangsa

Diskusi BPIP: Solusi atas Kerapuhan Etika dan Moralitas Bangsa-Foto Dok-

Salah satu paradoks ini adalah mandatory monotheism, dimana kepercayaan-kepercayaan lokal sering kali diabaikan dan dianggap tidak sejalan dengan agama-agama formal. 

Ini menciptakan segregasi sosial yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari hukum hingga ekonomi.

Ahmad Najib Burhani, Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora BRIN, menyebut bahwa paradoks antara keagamaan dan perilaku etika masyarakat menjadi salah satu masalah yang cukup kompleks di Indonesia. 

“Paradoks negara beragama dan berketuhanan, ada korelasi yang sepertinya negatif antara kesejahteraan, kebahagiaan, serta korupsi dengan keyakinan tentang pentingnya agama,” ujarnya.

Machiavelisme dalam Politik

Salah satu fenomena paling destruktif dalam politik Indonesia saat ini adalah budaya Machiavelisme, di mana penguasa lebih mengutamakan kekuasaan daripada moralitas dan etika. 

Budhy Munawar Rachman, pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, menegaskan bahwa budaya ini menekankan pragmatisme dan manipulasi dalam mempertahankan kekuasaan. 

“Ini satu penyakit dalam politik,” tegasnya.

Rekomendasi untuk Membangun Moralitas dan Etika Bangsa

Untuk menghadapi berbagai masalah etika yang ada, diskusi yang diadakan oleh BPIP menghasilkan beberapa rekomendasi penting. 

Salah satunya adalah memasukkan nilai-nilai agama yang universal ke dalam Undang-Undang Etik, sehingga nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi panduan moral abstrak, tetapi juga menjadi pedoman hukum yang jelas.

Selain itu, perlu dibentuk Mahkamah Etik yang dapat mengawasi pelanggaran etika oleh para penyelenggara negara. 

Di sisi lain, pendidikan etika dan moral juga harus diperkuat di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Revitalisasi karakter melalui pendidikan yang menekankan tanggung jawab, kejujuran, dan empati juga menjadi salah satu solusi penting untuk membangun masyarakat yang beretika. 

Pendidikan agama harus lebih fokus pada pembentukan karakter daripada sekadar ritual keagamaan.

 

Tag SEO:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: