BPBD Catat 4 Daerah Rawan Kekeringan di Lampung Saat Musim Kemarau

BPBD Catat 4 Daerah Rawan Kekeringan di Lampung Saat Musim Kemarau

Ilustrasi kekeringan-AI Image Generator-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Setidaknya ada empat wilayah di Provinsi Lampung berpotensi tinggi kekeringan pada musim kemarau tahun 2024 ini. 

Hal tersebut berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung.

Keempat wilayah tersebut diantaranya Kota Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran dan sebagian Lampung Timur.

"Potensi yang paling tinggi terjadi kemarau itu ada di Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran dan sebagian kecil Lampung Timur. Ini di peta warna nya paling pekat," kata Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, saat dimintai keterangan, Rabu 26 Juni 2024.

BACA JUGA:Waspada! Dalam 3 Hari Kedepan Provinsi Lampung Akan Dilanda Cuaca Ekstrem

Lanjutnya, kekeringan merupakan jenis bencana yang kejadiannya secara berlahan hingga menuju ke titik kulminasi sepanjang musim.

"Saat puncak musim kemarau sendiri akan ditandai dengan suhu yang tinggi, angin yang berhembus juga cenderung hangat dan tidak ada titik hujan," jelasnya. 

Kemudian Rudy melanjutkan untuk sisi ancaman sendiri bencana kekeringan sangat dekat dengan masyarakat adalah kebakaran baik itu secara konvensional serta kebakaran lahan dan hutan (karhutla).

"Kalau kita cek dari syarat terbentuknya api ada tiga. Pertama bahan bakar, oksigen dan titik panas. Ketika kemarau ini tiga-tiganya sudah dan kalau bersatu maka terjadi lah kebakaran," ungkapnya.

BACA JUGA:Pj Gubernur Samsudin Dorong Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah

Pihaknya akan mulai meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan piket udara yang dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari.

"Kita meningkatkan piket udara yang dilakukan dua kali dalam sehari jam 9 pagi dan 8 malam. Ini melalui radio rik bersama dengan tim URC yang ada di kabupaten/kota jadi sedini mungkin kita cek terus," ungkapnya. 

Masyarakat diminta untuk waspada dalam menggunakan api seperti api domestik yang berasal dari kompor dapur, alat listrik yang digunakan sehari-hari serta menghindari pembakaran sampah.

"Kita juga waspadai industri atau pekerjaan yang menggunakan listrik dan api yang berada di sekitar kehutanan. Seperti misal aktivitas kemah yang membuat api unggun itu sementara tidak dilakukan dulu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: