Kawanan Gajah Rusak Makam, Tanaman Padi dan Jagung di Suoh Lampung Barat

Kawanan Gajah Rusak Makam, Tanaman Padi dan Jagung di Suoh Lampung Barat

Makam dan tanaman warga dirusak oleh kawanan gajah liar--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID – Kawanan gajah liar memasuki pemakaman dan merusak tanaman padi dan jagung milik masyarakat Pekon Sukamarga Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat, pada Selasa malam 26 Maret 2024 bertepatan saat masyarakat melaksanakan shalat taraweh.

Akibatnya, sejumlah makam rusak, begitu juga tanaman padi milik masyarakat siap panen juga rusak akibat diinjak-injak oleh kawanan gajah yang berjumlah sekitar 18 ekor yang telah mendiami sekitar danau minyak, salah satu destinasi wisata di wilayah itu.

Pembina Satgas Penanganan konflik Gajah Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Sugeng hari Kinaryo Adi, Satgas saat ini tidak bisa berbuat banyak, dimana hanya melakukan pemantauan dan juga blokade agar kawanan gajah tidak merangsek masuk ke pemukiman masyarakat.

“Selain karena saat ini dalam suasana bulan suci Ramadhan, dimana masyarakat melaksanakan shalat taraweh saat malam hari, atau pada saat kawanan gajah keluar mencari makan, juga kondisi cuaca yang sering hujan,” ungkapnya.

BACA JUGA:Asyik Pesta Sabu di Kamar Kost, Pasutri dan Temannya Dibekuk Satresnarkoba Polres Pesisir Barat

BACA JUGA:Pj Bupati Lampung Barat Ikuti Rakor Persiapan Pemilu Serentak Tahun 2024

Selain itu, jumlah Satgas yang bisa turut serta dalam penanganan konflik gajah tersebut juga terbatas, selain karena masih disibukkan dengan proses pemanenan padi mereka, juga masih lebih fokus beribadah di bulan suci Ramadhan ini.

“Paling kalau pas pemantauan hanya ada beberapa orang, kita maklum karena sekarang bulan puasa, yang tentunya tidak memungkinkan untuk menguras tenaga lebih banyak untuk bisa menghalau kawanan gajah, kemudian banyak satgas kami yang juga sedang panen padi mereka,” ujarnya.

Sementara untuk proses penggiringan, kata dia, belum bisa dilakukan, namun pihaknya telah meminta pihak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) untuk memasang kembali GPS Collar agar memudahkan proses pemantauan.

“Tetapi kendalanya banyak peralatan juga hangus terbakar dan rusak pada saat insiden pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh beberapa waktu lalu. Sehingga proses pemantauan tidak bisa dilakukan melalui GPS, namun harus dipantau langsung ke lapangan,” pungkasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: