Pj Bupati Lampung Barat Pimpin Rapat Bahas Penanganan Konflik Warga dan Harimau

Pj Bupati Lampung Barat Pimpin Rapat Bahas Penanganan Konflik Warga dan Harimau

--

BACA JUGA:Tercatat Sejak Januari-Maret 2024, Realisasi Investasi di Pesisir Barat Capai Rp168 Miliar Lebih

Tentu, dilema masyarakat terjadi. Bagaimana bisa memenuhi kebutuhan hidup jika mereka tidak dapat beraktivitas dengan normal akibat kecemasan. 

Sementara, itulah satu-satunya penghasilan yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan.

Peristiwa tersebut tentu menimbulkan kegeraman tersendiri dan menyulut emosi masyarakat setempat. 

Sebab, sudah dua nyawa korban melayang, kini terjadi lagi serangan Harimau itu untuk ketiga kalinya tepat tanggal 11 Maret lalu. 

BACA JUGA:BPBD Pesisir Barat Imbau Warga Waspadai Potensi Banjir Rob

Sehingga masyarakat menilai, seperti tidak ada peran pemerintah didalamnya karena sampai kali ketiga serangan Harimau itu terjadi, tetapi upaya yang dilakukan pemerintah belum juga membuahkan hasil.

Alih-alih, akibat kegeraman dan emosi masyarakat memuncak, hingga ratusan masyarakat setempat melakukan tindakan anarkis. 

Ratusan masyarakat setempat membakar Kantor Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Resort Suoh TNBBS tepat di hari yang sama usai terjadinya peristiwa penyerangan Harimau terhadap seorang warga pada Senin 11 Maret 2024.

Akan tetapi, hal itu justru membuat kerugian bagi masyarakat maupun pihak Balai PPA, sehingga 4 orang warga harus diamankan oleh aparat penegak hukum dalam hal ini Polres Lampung Barat untuk dimintai keterangan dan kesaksian atas insiden yang merugikan tersebut.

BACA JUGA:Sniper, Hingga Ahli Peta dari Taman Safari Tiba di Lambar dalam Misi 'Penangkapan Harimau'

Selaku Kepala Daerah, tentu Pj. Bupati Lampung Barat, Drs. Nukman, MM., menyayangkan atas kejadian tersebut.

Sebab menurut Nukman, dalam penanggulangan dan penyelesaian persoalan tersebut tidak dapat secara instan diatasi. 

Apalagi, kata Nukman, yang dihadapi ialah hewan buas Harimau Sumatera yang notabenenya dilindungi dunia dan sesuai peraturan perundang-undangan.

"Yang kita hadapi ini hewan yang tidak punya pikiran, tapi ini dia hewan cerdas. Karena dari upaya penangkapan menggunakan trap/jebakan yang telah dipasang para satgas, namun hewan tersebut belum juga berhasil ditangkap,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: