Ini Penjelasan Kenapa Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank?

--
BACA JUGA:232 Bidang Tanah Milik Pemkab Lampung Barat Belum Bersertifikat
Situasi ini sehingga membuat kehidupan masyarakat terpuruk, para petani kecil di Jawa justru semakin terperosok pada kemiskinan.
Sebab, tidak lagi memiliki kuasa atas lahan perkebunan.
Sisi lain juga masyarakat ada yang sejahtera dari sistem ini.
Seperti pedagang, baik kalangan pribumi atau Tionghoa, dalam sekejap menjadi orang kaya baru.
BACA JUGA:Pengajuan Anggaran BLT-DD Selesai, Minta Pekon Segera Salurkan Bantuan
Kenaikan secara pesat ini mereka lantas menimbulkan keheranan oleh para petani yang kian melarat. Para petani bingung asal-usul kekayaan tersebut.
Para petani hidup apa adanya. Menurut Ong Hok Ham dalam Wahyu yang Hilang Negeri Yang Guncang (2019), mereka menganut sistem subsisten.
Artinya, bertani sekedar cukup konsumsi sendiri. Jika memiliki hasil tani lebih, maka akan diberi sebagai upeti atau dijual.
Menurut George Quinn dalam "An Excursion to Java's Get Rich Quick Tree" (2009)", para petani selalu beranggapan datangnya kekayaan harus dipertanggungjawabkan.
BACA JUGA:Viral di Medsos Ajudan Bupati Kutai Barat Aniaya Sopir Truk, Korban Pasrah Saat Ditendang
Maka kita ini orang kaya gagal mempertanggung jawabkan asal kekayaan, para petani dan meneduh uang hasil pencurian.
Karena kental pandangan mistik, para petani juga memandang pencurian itu berkat kerja sama orang kaya dan makhluk supranatural dan kasat mata contohnya tuyul.
Tuyul sosok mitologi Jawa yang sudah dikenal sejak lama. Makhluk halus atau hantu dengan bentuk badan kecil dan botak yang dapat dipelihara.
Jadi, para petani banyak yang iri dan menuduh orang kaya baru itu menggunakan cara haram dalam memperoleh kekayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: