Kasus Kematian Ibu di Pesisir Barat Bertambah
Ilustrasi--
PESBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes), Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mencatat jumlah kasus angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih terjadi di Kabupaten Pesbar selama tahun 2023.
Kabid Kesehatan Masyarakat, Arfi Julizar, S.Km., mendampingi Kadiskes Pesbar, Tedi Zadmiko, S.Km., mengatakan hingga Oktober 2023 lalu kasus AKI tercatat lima kasus dan kasus AKB terdapat lima kasus yang tersebar di sejumlah kecamatan.
“Hingga kini kasus AKI dan AKB masih terjadi di Kabupaten Pesbar, meski begitu kita tetap berupaya menekan kasus itu agar tidak meningkat bahkan mengupayakan agar tidak terjadi lagi,” kata dia.
Dijelaskannya, kasus kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti pendarahan pasca melahirkan, tekanan darah tinggi, infeksi hingga penyakit penyerta lainnya.
BACA JUGA:Dinas PMP Pesisir Barat Mulai Proses Penyaluran Tambahan DD 25 Pekon
“Penyakit penyerta yang menyebabkan ibu meninggal saat melahirkan seperti penyakit jantung, darah tinggi, karena itu kita terus memaksimalkan sosialisasi ke masyarakat terkait sejumlah penyakit itu,” jelasnya.
Menurutnya, para ibu yang memiliki penyakit penyerta dan tidak diperkenankan lagi untuk hamil karena sangat riskan meninggal saat melahirkan, karena itu edukasi kepada ibu hamil rutin dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
“Banyak faktor yang menyebabkan angka kematian ibu masih terjadi di Kabupaten Pesbar. Sejumlah faktor tersebut yang menjadi perhatian untuk dipahami bersama agar kasus serupa tidak terulang kembali,” terangnya.
Sementara itu, untuk kasus kematian bayi dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti asfiksia, berat badan bayi lahir rendah serta ada kelainan bayi bawaan yang membuat bayi meninggal dunia saat baru dilahirkan.
BACA JUGA:Pemkab Pesisir Barat Gelar Rapat Gugus Tugas Evaluasi KLA
“Banyak faktor yang menyebabkan bayi meninggal saat baru lahir. Faktor-faktor tersebut juga harus dipahami oleh masyarakat agar kasus kematian bayi dapat ditekan pada tahun ini,” ujarnya.
Ditambahkannya, dalam upaya menekan kasus kematian ibu dan bayi tersebut, pihaknya telah menetapkan lima strategi operasional seperti penguatan puskesmas dan jaringannya, penguatan manajemen program dan sistem rujukan, meningkatkan peran serta masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta kegiatan akselerasi yang terkoordinir.
“Deteksi dini kelainan pada ibu dan bayi itu yang penting, sehingga bisa diketahui penyakit penyerta pada ibu dan penyakit bawaan pada bayi, serta meningkatkan jejaring pelayanan mulai dari bidan desa,” pungkasnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: