Harga Sejumlah Komoditas Pangan Diprediksi akan Terus Naik, Ini Kata Kepala Bapanas

Harga Sejumlah Komoditas Pangan Diprediksi akan Terus Naik, Ini Kata Kepala Bapanas

--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi komoditas pangan seperti beras, jagung, gula, telur, hingga ayam konsumsi akan terus melonjak naik.

Berdasarkan Informasi yang beredar, hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, menyebutkan, yang baru mengalami kenaikan harga seperti beras, jagung, dan gula.

"Tingkat konsumen, jika dilihat ada tiga produk akan naik, pertama masih beras, jagung, gula. Apabila jagung tidak diintervensi, maka harga telur dan ayam akan naik, karena jagung komponen utama pakan ternak," Ungkapnya dalam rapat pengendalian inflasi 2023, di Jakarta Pusat, seperti yang dilansir dari detik.com selasa 7 November 2023.

Ia melanjutkan, salah satu upaya pengendalian harga dan stok beras ialah melakukan importasi. Penugasan impor tahun 2023, dilakukan dua kali, dari 2 juta ton dan 1,5 juta ton sehingga total menjadi 3,5 juta ton.

BACA JUGA:Jumlah Saksi Kasus Dugaan Pimpinan KPK Peras SYL Diperiksa Polisi Sebanyak 72 Orang

"Apa yang dilakukan. Tentunya percepatan untuk bongkar di beberapa port, ada 8 port kami pakai sehingga bongkarnya bisa cepat juga bisa didistribusikan," terangnya.

Kemudian menurutnya, pemerintah juga mendorong produksi beras dengan percepatan tanam padi yang akan dilakukan di sejumlah daerah. Dengan demikian maka kebutuhan produksi pun harus dipenuhi seperti pupuk.

"Pupuk itu jadi satu keharusan, harus, kami siapkan pada 26 ribu kios yang terletak di seluruh Indonesia bekerja sama dengan Pupuk Indonesia Holding. Kami harus pastikan pupuk tersedia juga tepat waktu," Kata dia.

Selain itu, upaya stabilitas harga jagung dilakukan dengan pengadaan impor sebanyak 250 ribu ton. Pihaknya pun menjelaskan realisasi importasi itu akan masuk di pertengahan November 2023.

BACA JUGA: Sepi Pembeli, Begini Kondisi Pasar Tanah Abang Sekarang

Ia menambahkan, importasi jagung dilakukan sebab produksi dalam negeri pada Oktober, November, juga Desember mengalami defisit.

Bulan Oktober, kekurangan jagung diprediksi mencapai 224 ribu ton dan pada November 147 ribu ton, kemudian Desember 36 ribu ton.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: