Keluarga 8 Korban Tambang Ilegal Banyumas Harapkan Bantuan Biaya Sekolah, Bukan Mie Instan
--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Keluarga dari korban tambang ilegal di Banyumas yang berasal dari Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berharap agar pemerintah dapat membantu meringankan perekonomian mereka.
Delapan korban ini adalah Marmumin (32), Mulyadi (40), Muhidin (44), Ajat (29), Mad Kholis (32), Cecep Supriyana (29), Rama Abd Rohman (38), dan Jumadi (33) yang sampai saat ini belum ditemukan dan telah dinyatakan hilang.
Rabbani, ayah dari korban Marmumin mengungkapkan, delapan korban tambang yang telah dinyatakan hilang tersebut merupakan tulang punggung keluarga.
Anaknya menjadi penambang ilegal ini demi menyambung hidup, ditambah lagi korban memiliki dua anak perempuan yang harus dicukupi kebutuhannya.
BACA JUGA:Apel Perdana Personel, Kapolres Way Kanan Tekanan Kebersihan Lingkungan dan Berbenah Diri
"Anak saya kerja serabutan, dagang hasilnya dikit,buat makan gak cukup. Karena itu jadi penambang emas. Dia juga ingin membangun rumah yang layak, menafkahi anak dan istrinya," ujar Rabbani.
Ketika mendapat kabar anaknya menjadi salah satu korban tambang emas dan sudah dinyatakan hilang, Rabbani mengaku sangat terpukul.
Menurutnya Marmumin memiliki impian membangun rumah yang layak dan anak-anaknya bisa sekolah, kini semua impian itu seakan sirna.
"Saya berharap pemerintah dapat membantu agar mimpi dan cita-cita anak saya dapat tercapai. Cucu saya bisa lanjut sekolah," harapnya.
BACA JUGA:Team PKK Kecamatan Jati Agung Beri Pembinaan bagi PKK Desa Karanganyar
Keluarga dari korban lainnya, Afif Saifuddin (36) mengatakan hal yang sama. Bahwa pemerintah hanya memberi bantuan mie instan. Ia merasa kecewa dan tak mau berharap lebih.
Lanjutnya, delapan pekerja tambang hanya orang-orang yang ingin mengubah nasib agar lebih baik. Impian mereka melepaskan diri dari jerat kemiskinan.
"Harapan saya sebagai adik, Mulyadi (korban) agar bisa ditemukan. Kemarin saudara kami bisa kembali (pulang kampung), tapi sekarang dalam keadaan terjebak di dalam. Kami keluarganya pun pasrah dalam keadaan seperti ini," ucap adiknya Mulyadi itu.
Menurut Afif, sejauh ini bantuan pemerintah hanya berupa mie instan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: