Bergumul dengan Lumpur, Masyarakat Papahan Berharap Pemkab Lambar Bangun Jalan

Bergumul dengan Lumpur, Masyarakat Papahan Berharap Pemkab Lambar Bangun Jalan

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pemangku Papahan, Pekon Hujung, Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat menjadi salah satu daerah yang masih sangat terisolasi di Bumi Beguai Jejama Sai Betik tersebut.

Sekitar tujuh kilometer jalan dari pemangku induk atau pusat pemerintahan pekon masih berupa tanah merah dan nyaris tidak ada sentuhan pembangunan, dimana pada saat setelah diguyur hujan kondisi jalan seketika berubah menjadi kubangan lumpur.

Adi Kurniawan, salah seorang warga setempat mengungkapkan, masyarakat setempat berharap adanya sentuhan pembangunan minimal pengerasan badan jalan, sehingga roda perekonomian masyarakat tidak lagi terhambat.

BACA JUGA:Cerita Seorang Pedagang Beras Ngaku Dijebak Oknum Polisi Punya Narkoba

Menurutnya, dengan kondisi jalan yang hanya kendaraan tertentu saja yang bisa melintas, itu menyebabkan harga kebutuhan yang tinggi, termasuk biaya transportasi masyarakat maupun hasil pertanian yang cukup mahal.

"Dengan kondisi jalan seperti itu, untuk biaya angkut hasil panen baik kopi maupun komoditas pertanian lainnya menuju luar itu sekitar Rp400/kg untuk kendaraan mobil, sementara untuk motor bervariasi mulai dari Rp500-Rp600/kg, kemudian untuk ongkos masyarakat itu Rp50 ribu/orang saat kondisi jalan kering dan Rp100 ribu/orang untuk kondisi jalan basah," ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat yang mendiami Pemangku Papahan sekitar 300 kepala keluarga (KK). Dengan keberadaan masyarakat tersebut tentu diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah untuk bisa menangani secara serius ruas jalan dimaksud, sehingga perekonomian masyarakat bisa meningkat.

BACA JUGA:Melepas Penat dengan Berwisata di Gunung Dempo Pagar Alam

"Infrastruktur jalan menjadi salah satu penentu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, nah selama ini kami kesulitan untuk mengakses daerah luar. Bahkan untuk anak-anak sekolah setingkat SMP dan SMA sederajat, itu harus tinggal di luar karena tidak memungkinkan untuk pulang pergi dari sini," kata dia.

Daerah Papahan, lanjut dia, selain memiliki komoditas unggulan seperti kopi, juga menjadi daerah penghasil komoditi sayur mayur, yang juga terkadang biaya transportasi yang harus dikeluarkan saat panen tidak sesuai dengan hasil yang didapat.

"Karena itu kami sangat berharap, pemerintah bisa menangani jalan kami, minimal dilakukan pengerasan sehingga kendaraan bisa leluasa melintas," imbuhnya.

BACA JUGA:Kasus Penganiayaan Dokter Puskesmas Pajar Bulan Pelimpahan Tahap I ke JPU

Dilain pihak, Kabid Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Lambar Robert Putra, ST, MT., mengungkapkan, untuk ruas jalan Hujung-Papahan merupakan jalan berstatus jalan kabupaten.

"iya, untuk ruas jalan Hujung-Papahan khususnya jalan utama itu jalan milik kabupaten," ungkap Robert.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: