Generasi Milenial Adalah 'The Guardian of Election' Sesungguhnya?
Ketua Panwaslu Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Cahya Renaldi Wijaya, S.Pd--
Oleh Cahya Renaldi Wijaya, S.Pd (Ketua Panwaslu Kecamatan Bandar Negeri Suoh)
DINAMIKA Perpolitikan Nasional menuju pemilu serentak tahun 2024 sedang berproses mencari bentuk klimaksnya.
Berbagai macam arus issue semakin massif bertebaran di sosial media.
Tentunya hal tersebut turut menambah hingar bingar dan semarak pesta demokrasi menuju pemilu serentak tahun 2024.
Semua wajar karena pemilu serentak tahun 2024 adalah pemilu pertama di Indonesia yang Penggabungan Pemilihan Eksekutif dan Legislatif terjadi secara bersamaan.
Secara otomatis proses pergantian kekuasaan dari tingkat Pusat sampai daerah terjadi secara besar-besaran.
Ada pihak yang menginginkan status quo, ada juga pihak yang mengatasnamakan koalisi perubahan.
Semuanya dimungkinkan di alam demokrasi kita, karena bagaimanapun juga rakyatlah yang pada akhirnya menjadi penentu dan pemegang keputusan tertinggi.
Segala macam kompleksitas itu menjadi semakin menarik untuk diamati dan didiskusikan, ditambah lagi beberapa issue yang dewasa ini coba dimunculkan oleh berbagai macam pihak.
Mulai dari Wacana Penundaan Pemilu, Proporsional terbuka atau tertutup, sampai ada Putusan Perdata Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada KPU yang dinilai kontroversial sehingga memancing berbagai macam opini liar di masyarakat.
Namun sayangnya, gegap gempita pesta demokrasi itu hanya terasa nuansanya di kalangan elite politik saja.
Manuver-manuver dengan segala macam pengejawantahannya menjadi dasar pembentukan opini yang hanya ramai dibicarakan di Ibukota sana.
Lalu bagaimana dengan masyarakat lainnya, bagaimana tingkat partisipasi politik mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: