Bahasa Lampung Dibawah Bayang-Bayang Kepunahan

Bahasa Lampung Dibawah Bayang-Bayang Kepunahan

Nadia Khumairatun Nisa, S.Sos.--

Bahasa Lampung sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia meskipun tidak masuk dalam daftar 18 bahasa daerah terancam punah, nampaknya ada di bawah bayang-bayang kepunahan karena kemunduran jumlah penutur aktif. 

Lantas, mengapa terjadi kemunduran jumlah penutur aktif bahasa Lampung? Setidaknya ada beberapa Faktor krusial yang menyebabkan fenomena tersebut dapat terjadi diantaranya globalisasi, minimnya kontribusi Pemerintah, dan faktor keluarga.

 

Globalisasi

Disadari atau tidak, globalisasi yang terlihat banyak memberikan kemudahan dan kesenangan disisi lain turut menyeret dominasi dampak negatif. 

Dampak besar yang terjadi adalah pergeseran budaya masyarakat salah satunya penggunaan bahasa asing yang menggeser bahasa nasional maupun bahasa daerah. 

Mengapa tidak? Di era ini kebutuhan akan bahasa yang dimengerti banyak orang (monobahasa) semakin tak terelakkan bagi masyarakat global sehingga bahasa daerah khususnya mulai terpinggirkan. 

Di sektor pendidikan misalnya, keterbutuhan akan bahasa asing jauh lebih mendominasi dibandingkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti bahasa Lampung. 

Tuntutan monobahasa memang sulit di dihindari dan sayangnya tidak dibarengi oleh tumbuhnya sikap bahasa. 

Pada akhirnya tak jarang masyarakat tutur yang malu dan enggan menjadi penutur aktif bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. 

Masyarakat tutur perkotaan di Lampung yang nampak jelas menunjukkan kemunduran penutur aktif bahasa Lampung bahkan mayoritas menggunakan bahasa Indonesia dan akhir-akhir ini lebih bangga apabila di mix dengan bahasa asing. 

Walau demikian intervensi globalisasi sukar untuk dihindari oleh karenanya yang dapat menentukan eksistensi bahasa Lampung di tanah Ruwa Jurai ini salah satunya adalah sikap bahasa yang sepatutnya diterapkan dengan baik.

 

Minimnya Kontribusi Pemerintah

Pemerintah merupakan sektor yang memiliki kuasa terhadap kelestarian budaya, seperti lestarinya bahasa daerah. Kebijakan yang tepat menjadi salah satu kunci utamanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: