Sikapi Isu Krisis Pangan, Petani Diminta Maksimalkan Lahan

Sikapi Isu Krisis Pangan, Petani Diminta Maksimalkan Lahan

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Guna menyikapi terkait adanya isu kerisis pangan akibat dampak dari cuaca, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) serta politik.

Para kelompok tani diminta untuk melakukan antisipasi dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan usaha tani dan lahan pekarangan untuk ditanami dengan tanaman palawija atau sayuran. 

Hal demikian disampaikan Balai Pelaksana Penyuluh (BPP) Lumbokseminung dalam kegiatan penyuluhan kepada Kelompok Tani (Poktan) Mitrakarya, Pekon Sukamaju.

Kepala BPP Lumbokseminung Mat Tamrin menyebut penyuluhan itu perlu dilakukan sebagai persiapan untuk menghadapi isu krisis ekonomi global yang berdampak pada sektor pangan. 

BACA JUGA:Harga BBM Naik, Satlantas Polres Lambar Bagikan Beras ke Supir Angkutan Umum

Menurutnya saat ini petani harus benar-benar melakukan persiapan dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan.

“Jadi lahan usaha tani, lahan pekarangan maupun lahan kebun kopi bisa dimanfaatkan untuk ditanami tanaman palawija atau sayuran seperti cabe rawit dan pisang, sehingga jika terjadi krisis pangan atau (paceklik) kita dapat mengatasi dengan adanya hasil tanaman tersebut,” kata dia.

Ia berpesan kepada petani agar jangan sampai ada lahan yang tidak produktif, selain itu masyarakat petani juga diminta untuk melakukan hal-hal yang konsumtif seperti membeli barang yang kurang memiliki nilai manfaat.

“Intinya kami sarankan untuk tidak menghambur-hamburkan uang, contoh sudah punya satu sepeda motor tapi malah beli motor lagi sehingga tidak terpakai. Atau beli barang elektronik tetapi daerah itu memang belum masuk jaringan listrik sehingga tidak terpakai,” kata dia. 

BACA JUGA:Perikanan Salah Satu Ujung Tombak, Gubernur Arinal akan Tebar 1 Juta Benih Ikan

Sehingga para petani disarankan agar penghasilan dapat ditabung atau dibelikan emas sehingga ketika sewaktu-waktu membutuhkan uang dapat dijual bahkan memiliki nilai tambah (keuntungan).

 

“Penyuluhan ini diikuti sebanyak 20 orang petani dalam satu kelompok, harapannya pemahaman yang kami berikan dapat dilaksanakan dan disampaikan kepada masyarakat luas karena ini adalah upaya pemerintah untuk mengantisipasi krisis ekonomi global yang bisa saja terjadi dalam waktu dekat,” imbuhnya.(edi/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: