Lamtim Gelar Rembug Penurunan Stunting

Lamtim Gelar Rembug Penurunan Stunting

Penandatangan Komitmen Penurunan Stunting. Foto protokol Lamtim--

LAMTIM, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Lampung Timur terus berupaya menurunkan angka stunting.

Salah satunya melalui  komitmen bersama upaya penurunan stunting oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, BUMN/Swasta, LSM, organisasi profesi, organisasi masyarakat,  Camat, Kepala UPTD Puskesmas, dan Kepala Desa lokasi fokus (lokus) stunting.

Komitmen bersama itu ditandatangani saat rembug stunting di Aula Sekretariat Kabupaten Lamtim, Senin (29/8).

"Komitmen bersama itu perlu dilakukan agar program penurunan stunting yang telah dirancang dapat terealisasi dengan baik," jelas Dawam dalam acara yang dihadiri juga Wakil Bupati Azwar Hadi, Dandim 0429 Letkol Indra Puji Triwanto, Wakapolres Kompol Sugandi dan jajaran Forkopimda.

BACA JUGA:Bupati Tanggamus Sampaikan RAPBD Perubahan Tahun 2022

Dilanjutkan, stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terlambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.

Menurutnya, pola pengasuhan yang kurang baik. Kemudian, rendahnya akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dapat menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata. 

"Itu semua berdampak pada prestasi sekolah yang buruk," lanjutnya.

Lebih lanjut Dawam menjelaskan, secara nasional prevalensi stunting menurun dari 37,2% di tahun 2019 menjadi 24,4 pada tahun 2021.

BACA JUGA:Tim Kemenag Monitoring Hari Pertama Pelaksanaan ANBK

Begitu juga prevalensi stunting di Kabupaten Lampung Timur, mengalami penurunan yang signifikan. Yaitu, dari 26,4% pada tahun 2019, turun menjadi 15,3% pada tahun 2021. 

"Kami bersyukur, capaian ini terbaik kedua di tingkat Provinsi. Semoga, dengan adanya komitmen bersama ini ke depan prevalensi stunting Lamtim semakin menurun," harap Dawam.

Kesempatan yang sama, Plt Kadis Kesehatan Lamtim Satya Purna Nugraha menjelaskan, penyebab masalah gizi stunting sangat multi faktor. 

"Selain karena masalah sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, ada juga perilaku dan lingkungan termasuk pelayanan kesehatan," terangnya. 

BACA JUGA:Berulah Lagi, Residivis Kasus Curat Kembali Diciduk Polisi

Menurutnya, pada tahun 2022 masih terdapat 25 desa lokus yang harus dilakukan intervensi bersama sebagai upaya penurunan stunting. Targetnya, pada 2023 turun menjadi 15 desa.

 

Ditambahkan, rencana aksi daerah terdiri dari delapan aksi konvergensi.  "Rembuk stunting merupakan langkah atau aksi ketiga dari konvergensi tersebut," imbuhnya.(wid/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: