Soal Konflik Gajah di BNS, Kadishut Lampung: Masyarakat Harus Siap dan Bangun Interaksi Positif

Soal Konflik Gajah di BNS, Kadishut Lampung: Masyarakat Harus Siap dan Bangun Interaksi Positif

Medialampung.co.id - Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah mengaku telah mengetahui  terkait dengan  persoalan konflik gajah dan manusia yang kerap terjadi di Kabupaten Lampung Barat khususnya di Kecamatan Suoh dan Bandarnegeri Suoh (BNS). Hanya saja belum ada langkah konkrit yang dilakukan oleh Dishut Lampung dalam menyelesaikan persoalan itu, bahkan ia meminta kepada masyarakat untuk bisa hidup berdampingan dengan gajah.

Dikonfirmasi di sela-sela kunjungannya ke Kelompok Pengelola Hutan (KPH) II Liwa Senin (30/11), Yanyan mengungkapkan,  terkait dengan persoalan gajah yang terjadi maka perlu dicari tahu, apakah itu murni konflik atau interaksi. Karena menurutnya, ketika itu adalah interaksi maka tidak ada upaya lain selain dari dibangunnya interaksi yang positif.

”Ini konflik atau interaksi perlu kita cari tahu, karena gajah punya jalur sendiri, kalau itu rumahnya atau jalur perlintasan maka maka harus dibangun interaksi yang positif,  bagaimana masyarakat siap dengan kondisi seperti itu, saya kira efek negatif itu bisa ditolerir seandainya kita mengantisipasi sejak awal,” ujarnya.

Penanganan terkait dengan gajah yang terakhir terjadi di Pekon Bumi Hantatai Kecamatan BNS, menurutnya sudah dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai instansi. Namun sayangnya, Yanyan tidak secara gamblang menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya Pemprov agar konflik gajah dan manusia tidak terus terjadi, terlebih sejauh ini masyarakat yang kerap menjadi korban.

”Saya rasa (penanganan) sudah dilakukan oleh petugas, namun kembali lagi itu konflik atau interaksi karena itu berbeda,” ujar Yanyan.

Untuk diketahui, konflik gajah dan manusia di Kabupaten Lampung Barat, tepatnya di Pekon Bumi Hantatai Kecamatan BNS terjadi lagi. Sebanyak 51 rumah dan gubuk milik masyarakat porak-poranda akibat amukan gajah. Puluhan kepala keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Tanda-tanda akan terjadi konflik tersebut, sudah ada sejak Senin (2/11). Saat itu, kawanan gajah yang diketahui berjumlah belasan ekor mulai mendekati pemukiman warga.

Puncaknya pada Jumat-Sabtu (7-8/11) dengan titik terbesar kerusakan terjadi di Talang Masjid/Talang Gajah, dengan jumlah kerusakan mencapai 17 rumah. (nop/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: