Satgas Ditreskrimsus Polda Lampung Temukan 345 Ton Minyak Goreng

Satgas Ditreskrimsus Polda Lampung Temukan 345 Ton Minyak Goreng

Medialampung.co.id - Di tengah sulitnya masyarakat Lampung mendapat minyak goreng dan harga naik drastis, Tim Satgas Pangan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung berhasil menemukan 345,6 ribu liter atau 345 ton minyak goreng di sebuah gudang di Kelurahan Gubak, Kecamatan Panjang, Bandarlampung, Selasa (22/2).

Gudang menyimpan 345,6 ribu liter tersebut yaitu CV Sinar Laut. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung, Kombes Pol. Ari Rachman Nafarin membenarkan penemuan tersebut berdasarkan informasi dari pihak CV Sinar Laut bahwa ada ratusan ribu liter minyak goreng tersimpan di gudang.

“Setelah kami datangi, pihak CV mengatakan adanya ratusan liter minyak goreng di gudang karena telah dijual pihak perusahan ke eksportir. Namun karena sekarang ada kebijakan baru, akhirnya perusahaan menarik lagi penjualan tersebut," ungkapnya. 

Ia mengatakan minyak goreng tersebut sempat dijual pihak eksportir, namun CV Sinar Laut kembali membeli minyak goreng tersebut.

"Makanya ada rate harga, dari harga ini baru diputuskan hari Jumat lalu dan sistem administrasi berjalan lama sehingga belum didistribusikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ari menegaskan bahwa tidak ada dugaan penimbunan, karena administrasi dari pusat belum beres yang menyebabkan minyak goreng belum didistribusikan.

“Administrasi belum selesai dari penjualan ke eksportir karena ada selisih harga yang mereka beli Rp18 ribu sedangkan harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu sehingga ada selisih harga," tegasnya.

Dalam hal ini, tambah Ari, pemerintah melalui Dirjen perdagangan mempertemukan antara produsen dan kekurangan harga akan diganti.

“Penggantian kekurangan harus melalui pengecekan, kita abaikan itu yang penting tersalurkan ke masyarakat nanti verifikasi menyusul dan kita awasi,” pungkasnya. 

Sementara itu, Direktur CV. Sinar Laut, Andre Wijaya mengatakan jika memang kemarin pihaknya sudah diundang Mendag dengan eksportir yang mau membeli stok lama.

“Karena stok lama harganya tinggi, sedangkan sekarang pemerintah ada HET. Eksportir menjembatani selisih harga itu. Eksportir beli harga standar dan menjual ke kami harga HET itu kami langsung jual ke masyarakat,” jelas dia.

Andre Wijaya menegaskan, bahwa pihaknya tidak menimbun ratusan ribu liter minyak goreng tersebut.

“Kalau penimbunan tidak ada karena stok sudah kita laporkan dan terdaftar dari Januari, total ada 32 ribu dus atau 345,6 ribu liter,” tegasnya. (ded/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: