Warga Keluhkan Pembangunan Jalan Lapen dan Rigid Beton di Kampung Bumi Agung Wates

Warga Keluhkan Pembangunan Jalan Lapen dan Rigid Beton di Kampung Bumi Agung Wates

Medialampung.co.id - Masyarakat Kampung Bumi Agung Wates Kecamatan Baruga mengeluhkan tindakan sewenang-wenang rekanan pelaksana pembangunan jalan lapen dan rigid beton yang ada di kampung tersebut karena pembangunan ridgid betonnya langsung menghadang badan jalan sehingga masyarakat terpaksa memutar melalui jalan tikus yang sempit dan sulit dilalui saat berpapasan dengan kendaraan lain.

Mirisnya lagi perlengkapan jalan yang diduga menggunakan dana anggaran APBD Waykanan tahun 2021 senilai hampir 2 miliar tersebut tidak juga menggunakan papan nama atau plang proyek sehingga masyarakat kesulitan untuk ikut melakukan pengawasan.

"Setahu saya ya jalan itu hampir 2 km biayanya hampir 2 miliar dari 2 kilometer itu terdapat rigid beton sepanjang 500 m yang ada di tengah Kampung kami ini ( Kampung Bumi Agung Wates red), dan seperti yang Anda alami tadi tidak ada pemberitahuan bahwa jalan itu ditutup karena sedang ada pembangunan rigid beton lebih dari itu sebenarnya dalam pembangunan atau perlengkapan jalan semestinya dilakukan sebelah-sebelah bukan dilakukan langsung seperti ini sehingga masyarakat tidak kesulitan, belum lagi pengerjaannya diduga asal-asalan, hanya saja informasinya pemborong jalan ini adalah anggota dewan," ujar Ali C warga setempat yang merasa kesal banyak kerabatnya yang hendak melayat atas meninggalnya keluarganya justru motornya nyungsep ke sawah karena diminta rekanan memutar lewat jalan pinggir sawah karena jalan utama mereka ditutup untuk pembangunan rigid beton. 

Terpisah, Bejo yang mengaku pengawas pekerjaan tersebut menyatakan pihaknya telah memasang plang permohonan maaf atas penutupan jalan sementara itu, namun pihaknya memang tidak menempatkan orang untuk menunggu di ujung lokasi pengerjaan jalan sehingga banyak masyarakat yang masih terkecoh dan terpaksa memutar di antara tumpukan material yang memenuhi badan jalan tersebut 

“Kalau tadinya yang sempat ngukur-ngukur anggota dewan dari sini tetapi yang mengerjakan ini katanya orang Baradatu, anggota dewan atau bukan saya belum tahu, karena saya hanya koordinator pekerjaan rigid beton 500 meter ini, dapat dari Komar Punjul Agung, untuk plang proyek besok saya mintakan ke yang punya kerjaan Mas," ujar Bejo. 

Dari hasil penelusuran di lapangan, semua keluhan warga tersebut sesuai dengan kenyataan dan bahkan pekerjaan lapen yang diduga sudah selesai batu apungnya sudah kocar-kacir tidak beraturan sementara pengerjaan rigid beton tersebut juga kurang sempurna pekerja di lapangan diduga tidak membersihkan dan atau melakukan pengerasan jalan yang akan dicor melainkan langsung menumpahkan adukan pasir dan semen di atas jalan yang sudah mereka kotak menggunakan papan 

Sayangnya Septama, ST, selaku Pejabat Pembuat Kebijakan (PPK) yang juga Kabid Bina Marga Dinas PU Waykanan belum dapat dihubungi, ponselnya aktif tapi tidak mengangkat saat dihubungi dan pesan singkat pun tidak dibalas.(sah/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: