Gajah Jangan Dimusuhi, Jadikan Potensi Wisata
Medialampung.co.id - Konflik gajah dan manusia di Kecamatan Semaka jadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus. Bahkan, pemkab setempat minta semua pihak agar tidak memusuhi gajah, sepanjang hewan itu tidak merusak pemukiman warga.
"Pemkab, instansi yang terkait dengan bidang hutan dan satwa bersama beberapa LSM hutan dan satwa telah melakukan rapat. Dan diputuskan gajah itu jangan terlalu dimusuhi selama tidak merusak pemukiman masyarakat. Kita diminta lebih bersahabat dengan hewan itu,” ujar Asisten Bidang Pemerintahan Setdakab Tanggamus, Fathurrahman.
Dikatakannya, untuk menyesuaikan kondisi dengan melihat karakter kawanan gajah yang sudah miliki area jelajah luas dan tidak takut lagi dengan manusia. Sehingga upaya pengusiran terkadang sia-sia.
"Kalau keputusannya biarkan saja gajah itu keluar hutan, begitu juga kalau memakan dan merusak tanaman masyarakat. Jangan langsung diusir dan dimusuhi, karena dampaknya akan lebih berbahaya," imbuhnya.
Dirinya juga minta agar warga memberikan kesempatan pada gajah jika makan tanaman. Itu sebagai upaya bersahabat antara gajah dengan manusia. Jangan terburu-buru mengusirnya, sebab kawanan gajah itu sudah tidak takut diusir. Kini Pemkab Tanggamus masih mencari solusi untuk memberikan bantuan ke masyarakat yang tanamannya dimakan atau dirusak gajah.
Fathurrahman juga menilai kerja dari satgas konflik gajah sudah maksimal. Karena dengan perannya gajah dan masyarakat masih terlindungi. "Kedepan kita akan upayakan perhatian untuk mereka," urainya.
Bahkan, tambahnya dengan karakter gajah yang kini kebal dengan pengusiran, itu dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata satwa. "Tinggal yang perlu kita pikirkan bagaimana teknis untuk mengelola potensi itu, sebab kawanan gajah yang berjumlah 12 ekor itu tetap hewan liar," tandasnya. (rnn/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: