Parosil : Lindungi Satwa Liar, Jaga Kelestarian Lingkungan

Parosil : Lindungi Satwa Liar, Jaga Kelestarian Lingkungan

Medialampung.co.id - Bupati Hi. Parosil Mabsus bersama Wakil Bupati Drs. Hi. Mad Hasnurin menghadiri peringatan hari badak dunia atau World Rhino Day yang di motori oleh tim konsorsium program konservasi yaitu Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP), World Wide Fund for Nature (WWF), dan Yayasan Badak Indonesia (Yabi) di Kebun Raya Liwa (KRL) Kecamatan Balikbukit, Jum’at (27/9).

Acara itu dimeriahkan dengan berbagai kegiatan diantaranya jelajah Kebun Raya Liwa yang di ikuti sejumlah siswa SMP/SMA, lomba parade, serta lomba membuat kolase Badak Sumatera.

“Memperingati hari badak internasional harapannya dapat selaras dengan komitmen Lambar sebagai kabupaten konservasi. Salah satu ekosistem yang wajib kita yaitu badak yang kini menjadi salah satu satwa langka di dunia,” ungkap Parosil.

Dia berharap, keikutsertaan generasi muda pada kegiatan ini dalam rangka untuk membangun kecintaan dan rasa memiliki, sebab untuk menanam tumbuhkan kecintaan terhadap satwa yang dilindungi merupakan tanggung jawab semua pihak salah satu langkah nyatanya adalah menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan plastik.

“Kini saatnya semua pihak, termasuk pemerintah, aparat penegak hukum, kelompok penggiat konservasi maupun masyarakat secara umum untuk mendukung insiatif konservasi badak baik melalui perlindungan kawasan dan badak,” pintanya.

Terlebih, kata dia, Lampung Barat telah membangun kesepakatan bersama dengan direktur Jenderal KSDAE dengan skema kemitraan konservasi yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus membantu BBTNBBS dalam mengurangi meluasnya perambahan hutan untuk kebun kopi, membantu melestarikan satwa liar dilindungi yang saat ini dalam kondisi sangat kritis, terutama badak sumatera dan harimau sumatera.

Seperti diketahui, dalam rangka memperingati hari badak sedunia itu juga Sebelumnya, Tim Konsorsium program konservasi yang di dukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jerman (BMU) melalui KfW dalam kerangka International Climate Initiative itu telah menggelar berbagai kegiatan sosialisasi mulai dari kegiatan siraman rohani yang disampaikan para da’i dengan mengusung tema konservasi, lomba hadrah, lomba masak, serta memberikan edukasi bagi para siswa yang ada di sejumlah sekolah di beberapa pekon penyangga kawasan TNBBS.

Koordinator Konsorsium Program KfW-BBS David Purmiasa mengatakan,  digelarnya berbagai kegiatan dalam peringatan hari badak sedunia itu merupakan salah satu upaya untuk lebih mengenal badak, satwa yang paling terancam punah dan Indonesia merupakan rumah terakhir badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) sehingga termasuk kategori critically endangered menurut IUCN. Berdasarkan data Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) tahun 2016 yang di kutip dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), populasi satwa ini diperkirakan kurang dari 100 individu di alam. Selain di Sumatera, satwa ini dapat ditemukan di Kalimantan dalam jumlah yang sangat terbatas.

“Spesies badak yang sebagian besar berada di kawasan konservasi di Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Kawasan Ekosistem Gunung Leuser dan sebagian kecil di Pulau Kalimantan, terutama di wilayah Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu ini mendesak untuk diselamatkan. Sehingga sebagai salah satu supaya penyelematan adalah membangun kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan sosialisasi,” ungkapnya.

Menurutnya, perayaan hari badak sedunia ini diharapkan dapat menjadi salah satu kampanye global untuk menyadarkan dan meningkatkan kepedulian semua pihak akan pentingnya kelestarian populasi badak sumatera dan badak jawa. “Populasi badan yang semakin sedikit, harus di sikapi secara serius dan perlu aksi nyata dari kita semua, untuk itu pada momen peringatan hari badak sedunia ini kami mengajak masyarakat untuk ikut menjaga kelestariannya,” kata dia.(edi/lus/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: