Akibat Pandemi, Supir Angkot Alih Profesi jadi Pencari Batu Akik

Akibat Pandemi, Supir Angkot Alih Profesi jadi Pencari Batu Akik

Medialampung.co.id - Masa pandemi Covid-19 benar-benar membuat ekonomi dari berbagai kalangan masyarakat kalang kabut, termasuk beberapa sopir angkutan antar pedesaan yang ada di Waykanan mereka terpaksa banting stir lalu merubah profesi guna tetap dapat menafkahi keluarganya

Hal itulah yang coba dilakukan oleh Chandra (35), seorang sopir angkutan umum jurusan desa Bandar Dalam-Pasar Baradatu, dahulu begitu setia dengan mobil bututnya sedari subuh sudah melintasi berbagai kampung guna mengangkut penumpang pelanggannya, maupun anak-anak sekolah, akan tetapi memasuki masa pandemi Corona, Chandra meninggalkan profesi lamanya dan berubah menjadi pencari batu akik.

Pria 35 tahun tersebut menerangkan bahwa sebenarnya ia beralih profesi dari sopir angkutan Kampung menjadi pencari batu akik sudah sebelum adanya pandemi Corona, karena mencari batu akik dapat dilakukan secara santai namun hasilnya ternyata jauh lebih menggiurkan daripada menjadi sopir angkutan antar kampung yang selalu dikejar-kejar setoran ataupun untuk membeli bahan bakar

"Saya sudah ikut-ikutan menjadi batu akik ini sejak batu akik booming di Waykanan Berapa waktu yang lalu, namun belum terlalu serius menggelutinya, sejak adanya pandemi corina, karena penumpang angkutan saya sudah tidak ada, sementara saya harus tetap menghidupi anak istri saya, dan ternyata setelah saya geluti, ini lebih menjanjikan daripada profesi sebagai sopir angkot selain saya bisa bekerja dari rumah saya juga bisa semakin dekat dengan keluarga," tutur Chandra.

Lebih jauh, Chandra menjelaskan, untuk jenis batu-batu yang ia jual seperti jenis batu lontong, batu kecubung, batu bacan, batu teratai dan jenis-jenis batu lainnya, batu tersebut biasanya dijual kepada bos atau pencinta batu yang datang sendiri ke rumahnya dengan harga variasi sesuai dengan negosiasi.

Penjualan berbentuk jenis-jenis batu seperti batu lontong satuan dengan kisaran harga Rp.100.000-200.000,-/buah batu yg berukuran 10-30 cm, dan batu campuran yg sering disebut batu sayur Rp,2.000,-/kg, ada juga yg berupa bahan yg sudah dibentuk mata cincin yang bermacam-macam harga dan jenisnya sesuai pesanan dan selera pemesan.(wk1/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: