Idul Adha 1446 H Berpotensi Tidak Seragam, Ini Penjelasan Pakar dan Ormas Islam

Idul Adha 1446 H Berpotensi Tidak Seragam, Ini Penjelasan Pakar dan Ormas Islam

Perbedaan metode rukyat dan hisab pengaruhi penetapan Idul Adha di Indonesia-freepik.com-

BACA JUGA:Panduan Lengkap Membuat Pastel Renyah yang Tidak Melempem, Cocok Dicoba di Rumah

Di sisi lain, Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia telah lebih dahulu menetapkan bahwa 10 Zulhijah 1446 H jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. 

Penetapan ini berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang sudah lama digunakan Muhammadiyah.

Metode ini menetapkan awal bulan jika tiga kriteria terpenuhi:

  1. Telah terjadi ijtimak (konjungsi Bulan dan Matahari),
  2. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam,
  3. Saat matahari terbenam, Bulan berada di atas ufuk, meskipun sedikit.

BACA JUGA:Ulos: Kain Tenun Batak yang Sarat Makna dan Nilai Budaya

Dari hasil perhitungan Muhammadiyah, ijtimak akan terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025 pukul 10.04 WIB, dan saat matahari terbenam, tinggi hilal sekitar 1 derajat 27 menit. 

Meskipun rendah, posisi ini cukup untuk menetapkan bahwa keesokan harinya adalah 1 Zulhijah.

Perbedaan penetapan Hari Raya seperti ini bukan hal baru di Indonesia. Setiap tahun, dinamika ini sering muncul karena perbedaan metode antara ormas dan pemerintah.

Pemerintah, melalui Kementerian Agama, cenderung menggunakan metode imkanur rukyat dengan kriteria MABIMS, sementara Muhammadiyah menggunakan pendekatan kalkulatif melalui hisab wujudul hilal.

BACA JUGA:Sukiyaki Tomyam Rumahan: Kreasi Sup Pedas-Gurih yang Lezat dan Kaya Rempah

Meski ada upaya harmonisasi kalender Hijriah di tingkat regional, seperti melalui forum MABIMS, perbedaan masih sulit dihindari. 

Namun, masyarakat Indonesia secara umum telah terbiasa dengan kondisi ini dan tetap menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.

Ke depan, pembahasan mengenai penyeragaman kalender Hijriah global dan pemanfaatan teknologi dalam rukyat hilal diperkirakan akan semakin berkembang.

Edukasi publik sangat penting agar masyarakat tidak bingung atau terpecah karena perbedaan pelaksanaan hari raya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait