Bupati Egi Turut Hadir Sambut Ulama dan Jemaah Tabligh Akbar Indonesia Berdoa
Bupati Egi hadiri Ijtima Ulama Dunia 2025 di Kota Baru-Foto Dok-
MEDIALAMPUNG.CO.ID — Kota Baru di Kecamatan Jati Agung berubah menjadi ruang perjumpaan raksasa ketika gelombang manusia dari berbagai daerah—bahkan dari luar negeri—memenuhi kawasan itu pada Jumat, 28 November 2025.
Sejak pagi, ribuan langkah kaki bergerak menuju satu tujuan: mengikuti rangkaian Ijtima Ulama Dunia 2025 bertema Tabligh Akbar Indonesia Berdoa. Suasananya syahdu, namun tetap menggugah, seolah kawasan yang biasanya lengang kini memiliki denyut baru.
Di tengah keramaian itu, Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama bersama Wakil Bupati M. Syaiful Anwar dan Sekretaris Daerah Supriyanto turut hadir menyambut para ulama dan jemaah.
Wajah-wajah lelah yang datang dari perjalanan jauh berubah teduh ketika mendapati sambutan hangat dari jajaran pemerintah daerah. Selama tiga hari, 28–30 November 2025, Kota Baru menjelma sebagai poros aktivitas keagamaan berskala internasional.
Hari pertama dimulai dengan salat Jumat berjamaah. Para tokoh nasional tampak berada di saf depan, termasuk Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Menko Pangan RI Zulkifli Hasan, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan.
Menteri Agama didapuk sebagai khatib, membawakan khutbah yang mengajak umat Islam memperkokoh persaudaraan dan menyalakan kembali harapan bersama.
“Kita berkumpul di sini bukan sekadar memenuhi agenda, tetapi memohon keselamatan negeri, memperbaiki diri, dan mempererat ukhuwah,” tuturnya di hadapan jemaah yang memenuhi seluruh area salat.
Ia menegaskan bahwa Tabligh Akbar adalah ruang untuk meneguhkan nilai keislaman di tengah perubahan zaman. Pesan itu mengalir lembut namun tegas, seperti mengajak setiap jemaah pulang dengan hati yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih.
Di sisi lain, denyut ekonomi warga Kota Baru terasa meningkat drastis. Malam hari yang biasanya sepi kini berubah menjadi pasar hidup.
Warung tenda muncul satu per satu, dan warga yang sebelumnya tidak berdagang kini mulai menjual makanan, minuman, hingga perlengkapan salat.
Bupati Radityo Egi memandang kegiatan internasional ini bukan hanya mempererat doa dan zikir, tetapi juga membuka pintu ekonomi baru bagi masyarakat.
Wanda (36), warga setempat, merasakan perubahan itu sejak hari pertama. “Yang tadinya bukan pedagang jadi berdagang. Mau beli ini dan itu ada. Yang tadinya sepi, sekarang ramai sampai malam,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





