Buntil Daun Talas, Kuliner Tradisional Jawa yang Kaya Rasa dan Sarat Makna
Buntil daun talas tetap bertahan sebagai hidangan rumahan penuh makna budaya-Ilustrasi Gemini AI-
BACA JUGA:Patung 4 Marga Tulang Bawang Barat: Simbol Persatuan dalam Keberagaman
Teknik Pengolahan yang Unik
Daun talas memiliki getah alami yang dapat menimbulkan rasa gatal jika tidak diolah dengan tepat. Karena itu, daun biasanya dilayukan di atas api atau direndam air garam sebelum digunakan.
Setelah dibungkus, buntil dimasak dalam kuah santan berbumbu lengkap seperti lengkuas, daun salam, serai, dan cabai.
Proses memasak yang berlangsung lama membuat daun talas menjadi empuk, sementara bumbu meresap sempurna hingga ke dalam isian.
BACA JUGA:Camping Edukatif Multitalent 2025, Asah Karakter Siswa di Alam Terbuka
Cita Rasa dan Tekstur
Buntil daun talas menawarkan perpaduan rasa yang kompleks dan seimbang. Gurihnya santan berpadu dengan pedas cabai serta aroma rempah yang kuat.
Tekstur daun talas yang lembut membungkus isian kelapa yang sedikit kasar namun kaya rasa.
Kehadiran teri atau udang kecil memberikan sentuhan asin yang memperkaya karakter hidangan ini.
BACA JUGA:Camping Edukatif Multitalent 2025, Asah Karakter Siswa di Alam Terbuka
Variasi Buntil di Berbagai Daerah
Selain daun talas, buntil juga dikenal menggunakan daun pepaya atau daun singkong sebagai pembungkus.
Meski demikian, daun talas tetap menjadi pilihan favorit karena aromanya yang khas dan teksturnya yang lembut setelah dimasak lama.
Tingkat kepedasan buntil pun berbeda-beda, menyesuaikan selera serta kebiasaan masyarakat di masing-masing daerah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




