Brongkos Kendal: Kuliner Legendaris Berkuah Kluwak Khas Jawa Tengah

Brongkos Kendal: Kuliner Legendaris Berkuah Kluwak Khas Jawa Tengah

Brongkos Kendal dikenal dengan kuah pekat dan isian lengkap yang menggugah selera-Ilustrasi Gemini AI-

BACA JUGA:RBRA TK IT Al Mumtaza Kalianda Berpeluang Raih Anugerah Nasional Kementerian PPPA

Bumbu dan Proses Memasak

Bumbu dasar brongkos terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jahe, daun salam, serai, serta kluwak yang telah dihaluskan. Santan dimasukkan secara bertahap dengan teknik khusus agar kuah tidak pecah dan menghasilkan tekstur yang lembut serta menyatu dengan bumbu.

Proses memasak brongkos membutuhkan waktu yang relatif lama dengan api kecil. Teknik ini bertujuan agar seluruh bumbu meresap sempurna ke dalam bahan isian dan menghasilkan kuah dengan rasa yang lebih kaya dan mendalam. 

Kesabaran menjadi kunci utama, karena semakin matang proses memasaknya, semakin kompleks pula cita rasa brongkos yang dihasilkan.

BACA JUGA:BPBD Kota Bandar Lampung Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem, Usai Puting Beliung Terjang Enggal

Cara Penyajian

Brongkos Kendal umumnya disajikan dalam keadaan hangat dan dinikmati bersama nasi putih pulen. Sebagai pelengkap, sambal, kerupuk, atau tempe goreng sering dihadirkan untuk menambah variasi rasa dan tekstur. 

Hidangan ini kerap menjadi menu utama saat makan siang maupun makan malam bersama keluarga.

Pada momen tertentu, brongkos juga disajikan sebagai hidangan spesial dalam acara adat atau pertemuan keluarga besar, menegaskan posisinya sebagai sajian yang sarat makna kebersamaan.

BACA JUGA:Retribusi Sampah Bandar Lampung Diproyeksikan Tembus Rp 14 Miliar pada 2025

Peran Brongkos dalam Kuliner Lokal

Hingga kini, brongkos tetap menjadi salah satu kuliner kebanggaan masyarakat Kendal. 

Sejumlah warung makan tradisional masih mempertahankan resep turun-temurun agar cita rasa aslinya tidak tergeser oleh perkembangan zaman. 

Keberadaan brongkos menjadi bukti nyata kekayaan kuliner Nusantara yang lahir dari perpaduan bahan lokal, rempah-rempah, serta kearifan tradisional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: