BAB Encer Tanpa Diare: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya dengan Tepat
BAB encer tidak selalu identik dengan diare atau penyakit serius. - Foto freepik--
BACA JUGA:Cara Efektif Menurunkan Hormon Kortisol: Panduan Menjaga Stres Tetap Terkendali
Faktor psikologis turut memengaruhi kondisi pencernaan. Stres, kecemasan, dan kelelahan dapat mempercepat gerakan usus melalui hubungan erat antara otak dan sistem pencernaan. Akibatnya, tinja keluar sebelum air terserap optimal.
Efek samping obat dan suplemen juga perlu diperhatikan. Antibiotik, obat lambung tertentu, obat pencahar ringan, atau suplemen magnesium dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus dan memengaruhi konsistensi BAB.
Selain itu, pola hidup tidak teratur seperti jam makan yang berubah-ubah, kurang tidur, dan kebiasaan begadang dapat mengganggu ritme alami pencernaan. Usus menjadi lebih sensitif dan tidak bekerja maksimal dalam memadatkan tinja.
Pada kondisi tertentu, iritasi usus sementara juga dapat terjadi. Setelah sembuh dari gangguan pencernaan ringan atau setelah konsumsi alkohol, usus bisa tetap sensitif sehingga feses cenderung lebih encer meski tidak ada infeksi aktif.
BACA JUGA:Kenapa Basofil Bisa Tinggi? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Cara Aman Mengatasi BAB Encer
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pola makan. Pilih makanan yang mudah dicerna seperti nasi putih, pisang, kentang rebus, roti tawar, atau sup bening.
Hindari sementara makanan pedas, berlemak, serta minuman berkafein agar usus tidak semakin teriritasi.
Asupan cairan tetap harus dijaga. Minum air putih yang cukup membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung fungsi pencernaan, meskipun belum mengalami diare.
BACA JUGA:Cegah Kejang Saat Demam: Panduan Lengkap Orang Tua Menangani Demam pada Anak
Pola makan yang teratur dan istirahat cukup berperan penting dalam menstabilkan kerja usus.
Tubuh yang cukup tidur dan memiliki jadwal makan konsisten akan membantu sistem pencernaan kembali seimbang.
Pengelolaan stres juga tidak kalah penting. Relaksasi, olahraga ringan, serta latihan pernapasan dapat membantu menenangkan sistem saraf yang berpengaruh langsung pada kinerja usus.
Konsumsi makanan atau suplemen probiotik dapat menjadi pilihan untuk membantu menyeimbangkan bakteri baik di usus, terutama setelah penggunaan antibiotik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





