Slank Tak Ingin Terlibat Kubu-Kubuan dalam Polemik Royalti Musik

“Yang penting, sistemnya itu loh. Tata kelola musik ini harus dibenahi, masih banyak PR di industri kita. Jadi mari fokus ke situ, bukan malah berantem soal siapa yang paling benar,” ucap Bimbim.

Menurutnya, jika semua pelaku industri musik, baik musisi, label, maupun pengelola hak cipta, bersatu dan bekerja dengan niat baik, maka sistem royalti yang adil dan transparan bisa diwujudkan. Dengan begitu, tidak ada lagi polemik yang menguras energi seperti yang terjadi saat ini.

BACA JUGA:Bukan Jadi DJ, Olla Ramlan Klarifikasi Penampilan di Kelab Malam

Menjadi Contoh Sikap Profesionalisme di Industri Musik

Keputusan Slank untuk tidak berpihak menunjukkan sikap profesionalisme yang patut dicontoh. Alih-alih terpancing konflik, mereka memilih untuk mendukung upaya siapa pun yang memang berniat memperbaiki keadaan. 

Ini mencerminkan posisi Slank sebagai senior di industri musik yang telah mengalami berbagai dinamika selama puluhan tahun.

Sikap netral tapi mendukung perbaikan yang nyata seperti ini diharapkan bisa membuka mata publik dan para pelaku industri lainnya, bahwa yang lebih penting adalah hasil akhir untuk kepentingan bersama, bukan soal siapa yang lebih dominan atau berpengaruh.

BACA JUGA:Andre Taulany Kembali Ajukan Cerai, Sidang Perdana Digelar 24 September

Polemik royalti musik masih akan terus bergulir hingga ditemukan solusi yang adil bagi semua pihak. 

Di tengah panasnya isu ini, Slank memilih tetap netral namun tetap menunjukkan kepedulian terhadap nasib industri musik Indonesia.

Melalui pernyataan Bimbim, terlihat bahwa Slank lebih mengutamakan kerja nyata dan perbaikan sistem ketimbang terlibat dalam konflik yang belum tentu produktif. 

Harapannya, langkah ini bisa menginspirasi musisi lain untuk bersatu memperjuangkan hak-hak pencipta lagu tanpa harus terpecah dalam kubu-kubu yang justru memperkeruh keadaan. (*)

Sumber: