Industri Hijau Jadi Kunci Capai Target NZE 2060

Industri Hijau Jadi Kunci Capai Target NZE 2060

Industri hijau jadi penentu utama keberhasilan Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060-Ilustrasi AI-

MEDIALAPUNG.CO.ID - Indonesia tengah memasuki fase penting dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca, seiring dengan komitmen nasional mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. 

Komitmen ini tertuang dalam Strategi Jangka Panjang untuk Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050 (LTS-LCCR 2050) serta dokumen Enhanced NDC 2022 yang telah diperbarui.

NZE mengacu pada kondisi seimbang antara emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilepaskan dan emisi yang berhasil diserap atau dikurangi. 

Untuk mencapainya, Indonesia tidak hanya bergantung pada pelestarian alam, tetapi juga harus mereformasi sistem produksi dan konsumsi, terutama pada sektor industri.

BACA JUGA:Mulai 2026 Nasabah Asuransi Wajib Tanggung 10 Persen Biaya Berobat

Sebagai salah satu penyumbang emisi terbesar, sektor industri menjadi sasaran utama dalam agenda dekarbonisasi nasional. 

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa pada 2022, sektor ini menyumbang sekitar 19 persen dari total emisi GRK di tanah air—menjadikannya kontributor ketiga terbesar setelah energi dan lahan.

Di tengah tantangan tersebut, sektor industri sebenarnya menyimpan potensi besar sebagai motor transformasi menuju ekonomi rendah karbon. 

Berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia mencatat nilai tambah sektor manufaktur (Manufacturing Value Added/MVA) sebesar 255,96 miliar dolar AS pada 2023—angka tertinggi dalam sejarah industri nasional. 

BACA JUGA:Sapi Impor Australia Terkendala Disembelih untuk Kurban, Ini Sebabnya

Pencapaian ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-12 dunia dan ke-5 di Asia, setelah Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India.

Meski demikian, kemajuan ini tidak serta-merta menjamin keberlanjutan. Tanda-tanda perlambatan mulai terlihat. 

Pada triwulan I tahun 2025, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 17,5 persen, dengan laju pertumbuhan yang cenderung stagnan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Perlambatan ini menjadi sinyal awal potensi kejenuhan industri, yang dikhawatirkan dapat mengarah pada deindustrialisasi dini.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: